TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pandemi virus corona di sektor ekonomi turut membawa dampak bagi dunia bisnis dan industri.
Tidak terkecuali bagi pasar fashion, yang turut melesu karena perilaku ekonomi masyarakat yang berubah.
Hal itulah yang semula dirasakan salah satu pelaku UMKM di Kota Semarang, Putri Merdekawati.
Pemilik Gallery UMKM Batik Warna Alam Siputri di Semarang tersebut mengaku sempat merasa khawatir terhadap berbagai dampak virus corona yang terjadi.
Terutama terkait turunya penjualan kain dan baju.
"Awal virus corona terdeteksi di Indonesia Maret 2020, kami sempat merasa khawatir karena banyak stok koleksi yang telah dipersiapkan dari awal tahun 2020 seperti untuk pameran, lebaran, dan beberapa rencana kerjasama dengan calon buyer.
Banyaknya stok yang dipersiapkan tersebut tentunya membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Apabila stok tersebut tidak terjual, tentu akan memengaruhi cash flow.
Turunnya angka penjualan juga akan menyulitkan dalam hal operasional, gaji karyawan, THR, dan lain-lain," jelas Putri kepada tribunjateng.com, Minggu (21/6/2020).
Bersyukur, kata Putri, pihaknya segera tanggap dan beradaptasi dengan situasi serta kondisi yang terjadi.
Evaluasi pun dilakukan terhadap tiga gallery miliknya, yakni Workshop & Galery jalan Watusari Rt 03/Rw 06, Kel. Pakintelan Kecamatan Gunung Pati Semarang, Outlet Bandara A Yani Semarang (di Galery UMKM Jateng), dan Galery UMKM Semarang (dikawasan kota lama, Semarang).
Strategi efektif disusun untuk menghadapi situasi di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Kami melakukan evaluasi keuangan, melakukan penghematan cash, serta membuat proyeksi keuangan bulanan, tiga bulan ke depan, dan sampai akhir tahun 2020.
Fokus pada pola distribusi, promosi dan pemasaran secara online, karena outlet yang harus tutup dan pemasaran organik offline yang tidak bisa lagi dilakukan," lanjutnya.
Sedangkan untuk pola distribusi, Putri menjabarkan, semua pengiriman baik dalam kota maupun luar kota dilakukan menggunakan layanan ojek online atau layanan ekspedisi.