UNS Surakarta

Perkenalkan Si Ojan, Platform Edukasi Bahasa dan Budaya Jawa Karya Mahasiswa UNS Solo

Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Si Ojan, Platform Edukasi Bahasa dan Budaya Jawa Karya Mahasiswa UNS

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Tasya Ayu Oktayana, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) angkatan 2017 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menginisiasi sebuah platform atau gerakan edukatif bernama ‘Si Ojan’.

Si Ojan yang memiliki kepanjangan ‘Sinau Jawa Bebarengan’ tersebut merupakan platform untuk berbagi ilmu kejawaan yang meliputi bahasa Jawa, budaya Jawa dan segala aspek di dalamnya.

Tasya bercerita bahwa ‘Si Ojan’ bermula dari keinginannya untuk berbagi ilmu yang ia peroleh di bangku perkuliahan.

Menurutnya, bahasa dan budaya Jawa sangat menarik untuk dipelajari serta sarat akan makna dan nilai kehidupan yang baik.

Sayang, banyak hal yang mungkin orang-orang belum tahu tentang makna tersebut, khususnya anak-anak.

“Nilai yang dibawa ‘Si Ojan’ ini sebenarnya hanya ingin mengenalkan dan melestarikan bahasa, budaya, dan aksara Jawa yang di dalamnya terdapat makna filosofis. Utamanya dalam pembentukan karakter yang berbudi pekerti luhur,” terang Tasya, Senin (29/6/2020).

Dalam kegiatan awalnya, ‘Si Ojan’ memanfaatkan instagram sebagai platform berbagi pengetahuan kejawaan yang disajikan dengan desain beragam.

Selain itu, ‘Si Ojan’ juga hadir dalam bentuk diskusi daring bernama ‘Kelas BBJ (Babar Bab Jawa)’ dan ‘Micara’ yang berkolaborasi dengan para pegiat bahasa dan budaya Jawa.

Beberapa bahasan yang diulas di antaranya relevansi tembang dolanan sebagai pendidikan karakter anak, beksan dalam kebudayaan Jawa, dan aksara Jawa Kawedhar berikut filosofinya.

Antusiasme untuk ‘BBJ’ dan ‘Micara’ pun sangat bagus, baik dari kalangan mahasiswa, dosen, pengajar sekolah, maupun pelajar.

“Warganet banyak yang mendukung dan memberi masukan topik selanjutnya yang bisa diulas. Ke depannya mungkin ada pembahasan tentang ¬Ringgit (wayang) dan Sengkalan. Kami juga akan mengembangkan implementasi bahasa Jawa dalam pendidikan,” imbuh Tasya.

Tidak hanya edukasi daring, sejak akhir 2019 lalu, ‘Si Ojan’ menjadi fasilitator di Taman Belajar Anak Hebat (TaBAH) Rusunawa Putri Cempo, Surakarta.

Di TaBAH, ‘Si Ojan’ mengajar anak-anak di sana setiap Jumat sore dengan satu materi yang dipelajari.

Materi atau topik tersebut, imbuh Tasya, disusun dalam kurikulum sederhana dan dikemas menarik.

Seperti penggunaan kartu Carakan untuk belajar aksara Jawa dan pendidikan karakter melalui film.

Halaman
12

Berita Terkini