TRIBUNJATENG.COM - Wa Ode Marni dan keluarganya di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, terpaksa mengungsi di bangunan bekas Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Pasalnya, sejak sembuh dari corona sebulan lalu, dirinya merasa tak diterima oleh warga dan keluarganya.
“Saya sedih, keluarga sudah melarang saya datang ke rumahnya, padahal saya sudah sembuh corona sejak bulan lalu.
• 1 Panitera Muda PN Semarang Meninggal Diduga Karena Corona, Sebelumnya di PN Salatiga
• Bakal Wakilnya Malah Jadi Pendamping Gibran Pilkada Solo 2020, Ini Ungkapan Kecewa Achmad Purnomo
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Aulia Bocah 5 Tahun Ditemukan Tewas Mengambang di Tandon Air
• Kisah Kinem Boyolali Derita Kanker: Suruh Foto Pegang Kertas Nominal, Uang Bantuan Tidak Diterima
Tapi saya sabar saja,” ucap Marni.
Marni pun memutuskan untuk menumpang di bekas kantor BPBD tersebut sembari mencari tempat tinggal.
Sayangnya, hal itu tak mudah.
Keluarganya pernah diusir dari kos karena dianggap keluarga pasien corona.
“Waktu tinggal di indekos, sudah diusir dia marah-marah sama ibu kosnya karena lihat orang pakai baju APD datang ke kos.
Perasaan sedih tapi mau bagaimana, kita mau tinggal di mana, kantor (BPDB) di sini mau dipakai,” tutur Marni.
Kondisi itu dibenarkan oleh Kepala BPBD Kota Baubau La Ode Muslimin Hibali.
Pihaknya telah mencarikan kos untuk Marni dan keluarganya.
Namun ia menyebut jika pemilik kos selalu menolak secara halus saat tahu Marni pernah terpapar Covid-19.
“Sekarang kita lagi carikan rumah kos, namun tidak ada yang mau terima.
Banyak pemilik kos menolak secara halus karena tahu keluarga pasien corona,” kata Muslimin.
Muslimin menjelaskan, Marni dan suaminya serta kelima anaknya telah sebulan tinggal di bekas kantor BPBD.