TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Pembukaan sekolah tatap muka di beberapa daerah di Jawa Tengah justru berujung petaka.
Sejumlah pelajar terkonfirmasi positif Covid-19, beberapa saat setelah adanya sekolah tatap muka.
di Jateng, pembelajaran tatap muka justru memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19.
• Kisah Mbah Khotim Sampai ke Telinga Jokowi, Ajudan Pribadi Presiden Turun Langsung Bawa Bantuan
• Uang Hasil Jualan Keliling Dibawa Penipu, Mbah Khotim 1 Jam Bengong Tak Percaya, Pulang Jalan Kaki
• BREAKING NEWS: Kecelakaan Motor Pawiyatan Luhur Semarang Tewaskan 1 Orang
• Wijin Akui Penghasilan Gisel Lebih Besar Darinya
Tercatat di antaranya terjadi di Kabupaten Tegal dan Pati.
Dengan kejadian ini, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Yudi Indras Wiendarto, meminta agar Pemerintah Provinsi Jateng untuk menghentikan pembelajaran tatap muka di semua daerah.
"Dengan munculnya klaster baru penyebaran Covid-19 di sekolah, tak ada pilihan selain menghentikan pembelajaran tatap muka.
Jangan sampai anak-anak menjadi korban," tegas Yudi, Minggu (16/8/2020).
Menurutnya, sebelum pembelajaran tatap muka dimulai, pihaknya telah mengingatkan pemerintah agar tidak gegabah lantaran tingkat penularan belum mereda.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan di sekolah belum sepenuhnya mampu diterapkan warga sekolah.
"Banyak masyarakat yang masih abai pada protokol kesehatan.
Kebiasaan masyarakat itu diikuti anak-anak atau siswa," ujar dewan dari Fraksi Partai Gerindra tersebut.
Ia mengatakan meskipun pembelajaran tatap muka dilakukan hanya di zona hijau, tetap membahayakan keselamatan peserta didik bahkan guru dan karyawan di sekolah.
Bisa saja, kata dia, munculnya klaster di sekolah membuat satu daerah zona hijau tersebut berubah menjadi oranye atau bahkan merah.
Yudi menuturkan, sebelum pemerintah memulai pembelajaran tatap muka, lebih baik memberikan pemahaman, kesadaran, dan edukasi secara masif tentang penerapan protokol kesehatan.
Pembelajaran daring, kata dia, memang tidak ideal dan tak seefektif tatap muka.