Human Interest

Mbah Sri 13 Tahun Hidup di Rumah 2x2 Meter Persegi di Semarang, Dinding Cuma Pakai Kain Sarung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ia merasa kurang bersih karena saban hari merawat suaminya yang sedang sakit.

"Kalau jualan tidak enak, yang namanya hidup dengan orang sakit walau jualan sebersih apapun itu pasti dianggap kotor," katanya.

Dari kegiatan tersebut, Sri mampu memenuhi sedikit kebutuhan sehari-hari seperti makan dan lainnya.

Kebutuhan lain seperti membeli popok dewasa untuk suaminya, bayar BPJS kesehatan senilai lebih dari Rp. 50 ribu, Sri masih dibantu anaknya yang ketiga yang bekerja di Jakarta sebagai sebagai teknisi listrik panel.

"Anak tiga, di Solo satu di Jakarta dua, tetapi yang masih bantu yang mbontot, " jelasnya.

Ia mengaku, juga tidak terlalu mengandalkan kiriman uang anaknya.

Jika dikirim ia bersyukur maupun sebaliknya tidak menjadi masalah.

Ia juga merasa beruntung banyak tetangganya yang peduli yang masih memberikan bantuan-bantuan kecil tetapi sangat berarti baginya.

"Saya dapat bantuan perbaikan rumah dari Pak Camat ini bagian dari usaha tetangga," jelasnya.

Sri pun mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya dari Camat, lurah, RT hingga para tetangganya.

Ketua RT 5 Budi Rohmani menuturkan, rumah milik Sri menjadi satu-satunya rumah tidak layak huni di wilayahnya sehingga pihaknya mengupayakan adanya bantuan.

Selanjutnya, atas inisiatif dari Camat berbagai pihak tergerak membantu yang dieksekusi mulai Jumat (28/8/2020).

Rumah Sri dipugar menjadi seluas 3 meter x 3 meter lantaran masih ada tanah yang tersisa.

"Semoga tempat tinggal yang baru dapat membuat Ibu Sri dan Suami lebih nyaman tinggal di tempat tersebut," paparnya.

Tetangga Nita mengatakan, Sri dikenal sebagai tetangga yang mudah membantu jika ada warga butuh bantuan.

Halaman
1234

Berita Terkini