TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Waginem atau Mbah Ginem (65) kesulitan berdiri ketika hendak menunjukan tampah dan bakul terbuat dari bambu yang menjadi tempat menaruh dagangannya.
Kaki rentanya gemetar, namun tidak dengan semangat hidupnya.
Meski sudah berusia senja, Mbah Ginem tetap bekerja keras dengan berjualan jajanan keliling dan nasi bungkus.
• Bocah Kembar Albino Wonogiri Nadya dan Nadira Viral Bikin Gemes: Pas Lahir Rambutnya Putih
• BREAKING NEWS: Kecelakaan Maut di Jalan Sultan Agung Semarang 2 Truk 2 Motor, 1 Pemotor Meninggal
• Detik-detik Kecelakaan Maut di Jalan Sultan Agung Semarang, Pak RT Nungky Tewas
• Seorang Kepala Desa di Pati Mendapat Ancaman Pembunuhan, Pelaku Mengaku Orang Dekat Tokoh LSM
Bahkan, selepas tertipu tak memudarkan semangatnya untuk bekerja.
"Iya tidak kapok, besok langsung kerja lagi," ujarnya kepada Tribunjateng.com saat menyambangi rumah kontrakannya di Jalan Setiyaki Baru 2 RT 6 RW 8 Bulu Lor Semarang Utara Kota Semarang, Jumat (4/8/2020) malam.
Padahal Mbah Ginem baru saja tertipu oleh seorang wanita pada Jumat (4/8/2020) sekira pukul 09.00 WIB.
Kejadian tersebut terjadi saat Mbah Ginem menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling.
Ia menggendong bakul berisi nasi bungkus, tampah berisi jajanan, tas plastik besar berisi jananan dan dompet.
Ketika melintas di kawasan pedagang kaki lima (PKL) Kokrosono, Mbah Ginem dihentikan oleh seorang wanita.
Penuturan Mbah Ginem, wanita tersebut memanggilnya lalu belagak hendak memborong seluruh dagangannya.
Saat dagangannya hendak diborong, Mbah Ginem sumringah.
Ia kemudian menggelar dagangan di tampah dan bakul agar wanita itu melihat jajanan yang ia bawa.
Dagangannya berupa jajanan seperti arem-arem, pisang coklat (piscok), agar-agar, dan lainnya.
"Alasan wanita itu memborong dagangan saya untuk kegiatan Jumat berkah."
"Tentu saya senang sekali jadi bisa pulang lebih awal," terangnya.
Wanita itu sempat meminta Mbah Ginem untuk memboncengnya.
Namun Mbah Ginem menolak.
Tak habis akal, wanita itu lalu memindahkan dagangan milik Mbah Ginem ke motor matiknya.
Tanpa curiga Mbah Ginem menyerahkan dagangan tersebut.
Pada saat itulah tas plastik yang berisi dompet dan jajanan juga diambil.
Kemudian wanita itu pergi sambil bilang akan pergi ke warung sebentar.
"Di dompet ada uang Rp 400 ribu, uang setoran ke pembuat jajajan."
"Kalau jajanan yang diambil senilai Rp. 200 ribu," terangnya.
Mbah Ginem hanya bisa bengong saat pelaku itu lari membawa jajanan dan uangnya.
Selepas sadar ditipu, barulah Mbah Ginem menangis.
Ditemani tampah dan bakul yang telah kosong.
"Saya langsung kepikiran karena bingung itu uang bukan milik saya, jumlahnya juga besar," ujarnya.
Di saat menangis sesegukan di pinggir jalan itu. Kebetulan ada tetangga yang melintas.
Tetangganya tersebut menanyakan ke Mbah Ginem kenapa menangis di pinggir jalan.
Setelah tahu musibah yang dialami, Mbah Ginem dibujuk untuk pulang.
Lantaran awalnya ia enggan pulang.
"Saya takut dan bingung, uang dari mana menggantinya," ungkapnya.
Mbah Ginem akhirnya mau diajak untuk pulang.
Ia mengungkapkan, wanita yang menipunya memiliki ciri-ciri bertubuh agak gendut.
Mengendarai motor matik warna merah dan berusia muda.
"Kalau bajunya juga merah, helmnya saya lupa," katanya.
Mbah Ginem mengaku, meski telah ditipu tapi tetap mengikhlaskan kejadian itu.
Ia bahkan telah memaafkan pelaku dan meminta pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya kembali.
"Saya telah ikhlas lahir batin, nanti biar Gusti Allah yang ganti."
"Untuk mbaknya yang telah menipu simbah semoga lekas sadar karena ada hukum karma di dunia ini," terangnya.
Kini, Mbah Ginem berupaya melupakan kejadian tersebut.
Ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam berjualan.
"Sehari kalau dagangan ramai dapat bersih Rp. 60 ribu sedangkan waktu dagangan sepi Rp. 20 ribu sampai Rp. 30 ribu.
"Hasil jualan ya buat iuran arisan PKK, makan dan kasih uang ke cucu," kata nenek lima cucu ini.
Selama berjualan Mbah Ginem memang terkendala kakinya yang kadang sering sakit.
"Kalau capek atau sakit ya tinggal minum jamu," tuturnya.
Anak Mbah Ginem, Kusnaini mengatakan, tak habis pikir perilaku pelaku penipuan yang tega menipu ibunya.
"Apa pelaku tidak merasa kasihan yang ditipu kan sudah tua, bayangkan jika itu ibunya sendiri," katanya.
Ia sebenarnya mengharap pelaku dapat tertangkap meskipun hal itu sulit.
"Ketangkap biar tidak ada korban lain," harapnya.
Kusnaini menuturkan, Ibunya telah berjualan jajanan selama sekira 40 tahun.
Ia sudah memintanya untuk beristirahat di rumah namun Mbah Ginem tetap kukuh bekerja.
"Orangnya begitu mau kerja terus selama masih sehat, hampir tidak pernah libur," katanya.
(Iwn)
• Pertumbuhan DPK Valas Perbankan Terus Meningkat Sepanjang Pandemi Covid-19
• Rizal Ramli Ajukan Uji Materi Penghapusan Ambang Batas Pilpres ke MK
• Didampingi Istri Artis Cantik Chacha Frederica, Dico Daftar Maju Pilkada di KPU Kendal
• Indonesia Tolak Pangkalan Militer China