Wabah Virus Corona

Terbaru, llmuwan Ungkap Ternyata Ada yang Bisa Kebal Terhadap Virus Corona, Siapa Mereka?

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) membawa jenazah seorang warga yang meninggal dunia akibat penyakit virus corona (COVID-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Rabu (24/6/2020).(ANTARA FOTO/REUTERS/ANUSHREE FADNAVIS)

Terbaru, llmuwan Ungkap Ternyata Ada yang Bisa Kebal Terhadap Virus Corona, Siapa Mereka

TRIBUNJATENG.COM – Sudah enam bulan kita berkutat dengan virus corona yang juga menjadi wabah di tanah air kita.

Kita dihantui rasa ketakutan akan penularan virus corona yang tidak akan pernah kita ketahui kapan dan di mana kita akan mendapatkannya.

Virus ini benar-benar penularannya sangat cepat dan tak pandang bulu, siapa pun bisa terpapar bila tidak mematuhi protokol kesehatan.

Imam Masjid Dibacok dari Belakang saat Sedang Memimpin Shalat, Pelaku Tersinggung Soal Kotak Amal

Klasemen MotoGP 2020 Jelang Seri San Marino, Siapa yang Lebih Hebat, Quartararo atau Dovizioso?

Sosok L Wanita yang Temani Ketua DPRD Lebak di Hotel Terungkap, Penyebab Meninggalnya Didin Terkuak

Cerita Trump saat Kim Jong Un Tunjukkan Jenazah Pamannya ke Publik: Kepala Ditaruh di Dada

Terlepas dari rasa khawatir tersebut, mungkin kita bisa sedikit lega karena baru-baru ini ilmuwan memberikan bocoran tentang potensi kekebalan terhadap virus ini.'

Mengutip dari Daily Star pada Selasa (24/3/2020), Para Ilmuwan mengembangkan sebuah alat tes untuk mendeteksi kekebalan terhadap virus corona.

Peneliti dari New York berencana meluncurkan detektor antibodi ini dalam beberapa hari ke depan.

Artinya, ini mengisyaratkan bahwa tidak semua orang bisa terinfeksi virus corona hal itu tergantung imunitas seseorang.

Siapapun yang diverifikasi memiliki kekebalan tertentu akan diizinkan keluar dan melakukan kontak sosial penuh, demikian laporan tersebut disampaikan.

Karena mereka dianggap tidak akan menularkan virus.

Antibodi dari memerangi virus corona disebut akan terbentuk setelah tujuh hari.

Tetapi ini masih terlalu dini untuk mengatakan berapa lama kekebalan ini akan bertahan, sementara wabah ini terus merajalela di mana-mana.

Pencipta alat uji ini Dr Florian Kramer mengatakan, bahwa tes ini mudah dan murah, untuk skala besar.

Dia mengatakan, "Orang mungkin bisa terinfeksi kembali setelah mereka meningkatkan respon imun yang baik dan meningkatkan antibodi." 

"Begitu itu terjadi, orang-orang ini mungkin lebih aman untuk melakukan kegiatan normal, tanpa takut dengan risiko terinfeksi atau menginfeksi orang," katanya.

Halaman
12

Berita Terkini