Berita Karanganyar

9 Orang Meninggal Dunia Karena Leptospirosis di Karanganyar Tahun Ini

Penulis: Agus Iswadi
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Plt Kepala DKK Karanganyar, Purwati.

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Dari 18 kasus, sebanyak 9 orang meninggal dunia akibat penyakit leptospirosis di Kabupaten Karanganyar hingga Oktober 2020.

Berdasarkan data yang dihimpun Tribunjateng.com dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, kasus leptospirosis pada tiga tahun terakhir mulai dari 2017-2019, tercatat ada 28 kasus dengan angka kematian sebanyak 9 orang.

Sedangkan pada tahun ini hingga Oktober 2020, tercatat ada 18 kasus dengan angka kematian sebanyak 9 orang. Kasus leptospirosis tersebar di beberapa kecamatan yakni Kecamatan Gondangrejo, Mojogedang, Kebakkramat, Colomadu, Jaten, Tasikmadu, dan Karanganyar.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Karanganyar, Winarno menyampaikan, dalam rentang waktu tiga tahun terakhir, kasus leptospirosis mengalami peningkatan.

Dia menjelaskan, dari hasil penelitian epidemologi petugas kesehatan, penularan penyakit kencing tikus itu berasal dari air seni tikus yang mengandung bakteri leptospira baik itu yang ada di genangan air, kandang ternak yang lembab maupun area persawahan.

Terkait tingginya angka kematian karena penyakit leptospiroris, menurutnya itu disebabkan karena masyarakat masih abai dengan gejala yang ditimbulkan akibat penyakit leptospirosis. Mengingat gejalanya yang mirip dengan penyakit flu yang mengakibatkan demam dan suhu tubuh meningkat.

"Kebanyakan masyarakat masih abai dengan gejala penyakit leptospirosis, Karena gejalanya mirip dengan penyakit flu," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Jumat (23/10/2020).

Terpisah, Plt Kepala DKK Karanganyar, Purwati menambahkan, dengan adanya peningkatan kasus leptospirosis masyarakat diminta lebih meningkatkan kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Pasalnya saat ini telah memasuki musim penghujan.

Lebih lanjut, petugas puskesmas di masing-masing wilayah akan lebih gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan penyakit leptospirosis.

"Kasus dulu itu karena kebersihan rumah kurang dan lingkungannya. Sehingga perlu meningkatkan kebersihan lingkungan melalui gotong royong. Karena musim hujan PSN digiatkan. Masyarakat tetap waspada dan tidak boleh lengah," ucapnya.

Dia berharap di tengah situasi pandemi virus Covid-19 juga musim hujan yang membuat aktivitas masyarakat terkadang lebih banyak di rumah, dapat dimanfaatkan untuk lebih memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungan. (Ais)

Berita Terkini