Dia menambahkan, konsumsi daging ayam Indonesia saat ini baru mencapai hampir 6 kg per kapita per tahun. Thailand sudah 20 kg per kapita per tahun.
"Rendahnya konsumsi ayam di Indonesia antara lain karena kesadaran masyarakat mengonsumsi ayam untuk pemenuhan gizi masih kurang. Tren anak stunting (gagal tumbuh fisik dan otaknya) di Indonesia masih banyak terjadi. Itu terjadi tidak semata mata karena faktor kemiskinan semata," jelasnya.
Dia juga menyebutkan, UNICEF dalam laporan resminya menyatakan, pemenuhan gizi masyarakat pada pemenuhan gizi hewani memegang peran 60 persen pertumbuhan negara maju.
Terkait dengan fakta unggas piaraan di Indonesia, dia menyatakan, tidak ada penelitian/literatur/rujukan dan rekomendasi penggunaan hormon pada ayam.
"Pemerintah Indonesia melarang penggunaan hormon pertumbuhan untuk ayam. Penggunaan hormon pada ayan tidak menguntungkan karena harga hormon ayam mahal," tandas dr Rakhmat Nurianto.
Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS berpendapat, cold chain sebagai solusi alternatif yang efektif. Dengan cara ini daging ayam akan lebih tahan lama disimpan untuk dikonsumsi saat pasokan sedang berlebih.
Dia menjelaskan, daging ayam beku utuh dalam kondisi mentah dapat disimpan hingga 12 bulan. Sementara, potongan daging ayam beku mentah dapat disimpan hingga sekitar 9 bulan dan jeroan mentah dapat disimpan dalam kondisi beku hingga 3-4 bulan.
"Ayam matang yang dibekukan, dapat bertahan sekitar 4 bulan," ujarnya.
Dia menambahkan, kampanye Gemaya juga menjadi tempat edukasi konsumen, tidak hanya untuk mengajak makan ayam tapi juga mengetahui fakta-fakta yang ada dalam daging ayam.
Dia juga menepis isu negatif tentang daging ayam sepert isu suntikan hormon, isu kanker, kolesterol dan isu alergi daging ayam.
"Secara genetik, ayam pedaging hasil pembibitan itu cepet tumbuh dengan diberi makan dan vitamin. Dalam 2 bulan berat badannya bisa mencapai 800-900 gram. Itu karena proses pemberian makanan, bukan dari hormon," jelasnya.
Dia menyebutkan, cadangan zat besi terbanyak ada di jeroan ayam yakni di bagian hati ayam.
"Makan separoh hati ayam saja sudah membuat anak bisa memenuhi kebutuhan zat besi, yang umumnya sulit ditemukan di kandungan makanan ayam lainnya. Kandungan kolagen, fosfor dan kalsium bisa banyak ditemukan pada kaki ayam," bebernya.
Selain itu, kandungan kolesterol pada jeroan memang tinggi tapi kolesterol tetap dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan badan pada anak.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nasib Peternak di Titik Nadir, Kementan Kampanyekan Gerakan Gemar Makan Daging Ayam