Penanganan Corona

Puluhan Pelajar SMP Jepara Tertular Corona di Sekolah, Ganjar: Tutup, Ora Sah Kesuwen

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Ganjar menjelaskan data kasus aktif corona di Jateng yang mana ada perbedaan dengan data Satgas Covid-19

"Klaster tertinggi, itu klaster keluarga. Sampai saat ini tes PCR sudah mencapai lebih dari 70 ribu dan 10,3 persen (positifity rate)," tandasnya.

Yulianto Prabowo sebelumnya, menyebut ada kekeliruan dalam rilis data dari Satgas Covid-19 tentang penambahan kasus positif di Jawa Tengah.

Penambahan kasus aktif di Jateng sebesar 2.036 kasus berdasarkan data Satgas Covid-19 pada Minggu.

Angka itu tertinggi di Indonesia.

Padahal di hari yang sama, Dinkes Jateng mencatat jumlah penambahan kasus hanya 844.

"Itu mengagetkan kita semuanya. Jumlah itu berbeda jauh dari data kami, yang hanya 844 penambahannya," kata Yulianto, Senin (30/11/2020).

Setelah ditelusuri, lanjutnya, ternyata data yang dirilis Satgas Covid-19 pusat ada yang dobel yakni sebanyak 519 data.

"Untuk temuan 519 yang dobel data itu, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali sehingga total data yang dobel sebanyak 694 kasus. Data itu nuncul saat rilis Minggu kemarin," jelasnya.

Yulianto mencontohkan, dobel data terjadi di Kendal.

Dalam rilis pusat itu, ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali.

Tak hanya dobel data, Yulianto juga menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan kembali dalam rilis Satgas Covid-19 pada 29 November itu.

Pihaknya menemukan ada data kasus dengan 75 nama yang pada pekan sebelumnya sudah dirilis, pada Minggu kemarin dirilis kembali.

Sehingga satu nama disebut pada dua kali rilis data.

Dari data itu, ternyata banyak data yang sebenarnya sudah diinput pada Juni lalu.

"Jadi, dari jumlah penambahan kasus yang disebut Satgas Covid-19 sebanyak 2.036 itu, ternyata ada dobel data banyak. Selain itu, juga kasusnya sudah lama, bahkan sudah beberapa bulan yang lalu baru dirilis kemarin," tukasnya.

Halaman
123

Berita Terkini