Kami mohon maaf pada semuanya, dan berharap semua memahami kondisi ini. Ini demi keselamatan kita semua," tuturnya.
Hal senada disampaikan Romo Eduardus Didik Cahyono dari Gereja Santa Theresia Bongsari.
Dari 4500 jemaat yang ada, tidak lebih dari 1.000 orang yang nantinya bisa merayakan Natal di gereja.
"Kami adakan enam kali ibadah, setiap ibadah maksimal 150 orang.
Jadi tidak ada 1.000 dari 4.500 jemaat kami, sisanya bisa mengikuti secara streaming.
Kami mohon maaf bagi umat yang tidak terdaftar, karena begitulah keadaannya.
Jangan sedih dan tidak boleh kecewa, karena kita tetap bisa beribadah di rumah masing-masing," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi pihak gereja yang telah mempersiapkan perayaan Natal tahun ini dengan protokol kesehatan yang ketat.
Mereka membatasi jemaat yang hadir, jarak jemaat di gereja ditata dengan baik dan sarana prasarana pendukung protokol kesehatan sudah disiapkan.
"Alhamdulillah sudah berjalan bagus, semuanya sudah disiapkan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Mudah-mudahan bisa lancar," katanya.
Di semua gereja yang dikunjunginya itu, pengelola menyiapkan streaming untuk melayani jemaat yang beribadah di rumah.
Ada juga yang menambah pelaksanaan ibadah, dari yang biasanya dua kali menjadi empat kali sehingga waktunya bisa diatur dengan baik.
"Saya juga melihat, biasanya kalau Natal itu gereja-gereja selalu dipasang tratak (tenda), tadi saya lihat tidak dipasang.
Jadi, mudah-mudahan perayaannya betul-betul bisa menjaga protokol kesehatan dengan baik.
Dan rata-rata, gereja yang saya cek hari ini sudah melaksanakan itu," pungkasnya.