Namun para relawan tak kehabisan akal dan mencoba membuat warga yang mengungsi di tempat evakuasi sementara (TES) di Balai Desa Tegalmulyo.
Purnama, salah satu relawan di Desa Tegalmulyo mengatakan, setiap malam mereka memasang layar di lokasi warga mengungsi.
"Jika ditanya warga bosan, pastilah bosan, tapi kami mencoba berupaya agar warga tidak bosan mengungsi setiap malamnya," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (20/12/2020).
Ia mengatakan, setiap malam, memasang layar dan proyektor untuk menghibur para pengungsi.
"Para pengungsi dapat memilih sesuai keinginan mau menonton film atau saluran televisi," jelas dia.
Hal ini agar mereka yang jenuh, dapat mengisi kekosongan dengan menonton film atau acara televisi yang mereka pilih.
"Nantinya, kita akan putarkan setiap malam, agar warga yang mengungsi tidak jenuh dan dapat mengisi kekosongannya mereka," jawabnya.
Sementara itu, ini data warga di Desa Tegalmulyo yang mengungsi sampai Minggu (20/12/2020) malam. Total ada 79 jiwa yang mengungsi:
Warga Dukuh Pajegan yang mengungsi 29 jiwa, yang terdiri dari 16 orang dewasa, 8 lansia, 3 anak-anak, dan 2 balita.
Kemudian, warga Dukuh Canguk, ada 36 jiwa, yang Terdiri 18 orang dewasa, 7 lansia, 7 anak-anak, dan 4 balita.
Sedangkan warga di Dukuh Sumur ada 14 jiwa, yaitu 4 orang dewasa, 6 lansia, dan 4 anak-anak.
Pengungsian Diperpanjang
Bupati Klaten Sri Mulyani meminta jajarannya untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan para pengungsi Gunung Merapi.
Sebab, ratusan orang dari Desa Tegalmulyo dan Balerante yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi masih mengungsi, Sabtu (19/12/2020) malam.
Mereka belum diperbolehkan kembali ke rumahnya karena status Gunung Merapi masih berstatus Siaga level III.