Ini terjadi setelah anggota DPR Republik, Kevin McCarthy, mengatakan para anggota akan memiliki suara bebas dan tidak diharuskan mengikuti garis partai. Artinya, dapat melemahnya dukungan yang signifikan untuk Trump.
Di luar batas
Ditutup dari Twitter dan Facebook, Trump untuk pertama kalinya kehilangan corong dalam untuk menyebarkan pesan.
Penyensoran oleh perusahaan teknologi raksasa itu dia sebut sebagai "kesalahan yang mengundang bencana."
Sejak pemilu 3 November, taipan real estat dari Partai Republik itu secara obsesif mendorong kebohongannya bahwa Biden mencuri kemenangan pemilu.
Namun, pidatonya kepada para pendukung pekan lalu dan serangan massa terhadap Kongres, termasuk melukai seorang polisi secara fatal, terbukti di luar batas bahkan bagi beberapa pendukungnya yang paling setia.
Perwakilan utama dunia korporat kemudian berpaling dari Trump, sementara Partai Republik terpecah antara ultra-loyalis dan semakin banyak anggota parlemen yang melihat Trump sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas kerusuhan Amerika.
Trump hingga kini belum memberi sebuah isyarat persatuan politik yang biasanya menjadi ciri khas di Amerika dalam transisi pemerintahan lama ke yang baru.
Belum ada ucapan selamat dari Trump kepada Biden atau mendesak para pendukungnya untuk mendukung kebijakan dari presiden berikutnya, setelah pada 20 Januari. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Donald Trump Tolak Bertanggung Jawab dalam Penyerbuan Gedung Capitol "
Baca juga: Puncaki Klasemen Liga Inggris, Manchester United Percaya Diri Hadapi Liverpool
Baca juga: Viral Angkot Tabrak Puskesmas Hingga Masuk Ruang Tunggu Pasien
Baca juga: Denny Cagur Pernah Gadaikan Surat Kontrak Tampil di TV untuk Lunasi Utang saat Krismon
Baca juga: Suami Jual Istri Rp 1,5 Juta di Medsos, Sediakan Layanan Hubungan Bertiga hingga Berempat