Berita Temanggung

Guru Murid dan Warga Evakuasi Runtuhan Atap MTS Al Islam Pare Temanggung

Penulis: Saiful Ma sum
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - Pasca runtuhnya atap dua ruangan di MTS Al Islam Pare Desa Pare Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung pada, Senin (25/1/2021) kemarin, Kepala Sekolah Muhammad (41) bergegas mengajak para guru dan staf sekolah untuk mengevakuasi puing-puing reruntuhan, Selasa (26/1/2021). 

Tindakan responsif dilakukan untuk menyelamatkan barang-barang yang nantinya masih bisa dipakai untuk membangun ulang bangunan. Seperti genting, kayu penyangga atap ruangan hingga beberapa perlengkapan ruangan seperti meja, kursi, papantulis, dan beberapa perlengkapan lainnya.

Proses evakuasi puing reruntuhan atap kelas IXA dan IXB turut dibantu warga sekitar dan siswa kelas VIII dan IX yang mengetahui atap ruangannya runtuh.

Kepala MTS Al Islam Pare, Muhammad (41) mengatakan, runtuhnya atap dua ruangan tersebut disebabkan karena curah hujan yang tinggi dan angin kencang yang melanda wilayahnya sejak beberapa bulan terakhir. Meski pada saat kejadian, kondisi cuaca dalam keadaan baik.

Kata Muhammad, pihaknya sempat menemukan beberapa genting yang bolong di bagian depan ruang kelas pada awal 2020 lalu. Karena keterbatasan anggaran dan terdampak pandemi Covid-19, beberapa genting itu belum sempat diperbaiki, sementara pihaknya kurang memperhatikan kondisi ruangan di bagian lantai atas karena tidak dipakai hingga 1 tahun terakhir.

"Lantai dua jarang dilewati, gak terpantau selama pandemi Covid-19. Awalnya memang sudah terlihat ada beberapa genting yang bolong di bagian depan ruangan namun belum terpantau menyeluruh. Guru-guru yang berangkat hanya di bagian ruangan bawah," terang Muhammad usai membersihkan puing runtuhan.

Katanya, barang-barang yang sedianya bisa dipakai akan dimanfaatkan kembali untuk merenovasi atap. Sedangkan kayu yang sudah lapuk rencananya akan diganti dengan alokasi swadaya komite sekolah, guru, orangtua siswa dan masyarakat untuk membangun sekolah yang lebih layak dalam menunjang kegiatan pembelajaran. 

Pihaknya memprediksi, atas musibah itu menyebabkan kerugian hingga Rp 80 juta. Alokasi tersebut dihitung dari perhitungan renovasi ulang atap dua ruangan yang terdampak, belum termasuk ruangan sampingnya yang juga ikut terimbas. 

"Kalau bangunan ini terakhir renovasi 2008, baru 12 tahun. Temboknya masih utuh, hanya bagian atap karena terkena air hujan yang masuk. Kami berharap ini, juga jadi pembelajaran pihak sekolah agar ke depan lebih hati-hati dan antisipatif agar tidak terulang," tuturnya.

Pasca pembersihan puing reruntuhan, barang yang masih layak diamankan oleh sekolah. Setelah itu, komite sekolah akan melakukan musyawarah terkait rencana pembangunan kembali atap rumah.

Dengan alokasi dana yang cukup besar, Muhammad berharap ada uluran tangan masyarakat maupun pihak-pihak terkait guna mempercepat proses pembangunan sebelum digunakan kembali saat KBM tatap muka dibuka. 

"Sementara kami bersihkan dan amankan barang-barang yang bisa dipakai kembali," katanya.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Temanggung, Ahmad Muhdzir menyampaikan, atas musibah itu, pihaknya akan bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi dalam rangka menyelesaikan pembangunan yang terdampak bencana.

Pertama, Kemenag memberikan dana bantuan stimulus untuk pengadaan barang agar hal-hal yang sifatnya urgent bisa segera ditangani. "Dengan bantuan ini, kami berharap bisa menggugah pihak-pihak lain agar ikut serta memberikan bantuan untuk kemajuan pendidikan di Temanggung," terangnya usai meninjau lokasi.

Selain itu, Kemenag Temanggung akan mengusulkan anggaran rehab madrasah kepada Kementerian Agama pusat agar segera tertangani. Pihaknya juga mengajukan anggaran rehab kepada Pemerintah Kabupaten Temanggung dan Pemerintah Provinsi yang juga memiliki kewenangan dalam memajukan pendidikan di Temanggung.

Halaman
12

Berita Terkini