Berita Semarang

Cerita Mistis Kuburan Kembar di Tikungan Tugurejo Semarang: Kyai Ngesot, Kuntilanak, dan Kecelakaan

Penulis: iwan Arifianto
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

"Ada yang bilang lihat wanita melintas.

Adapula yang melihat jalan lurus padahal jalan berbelok," terangnya.

Dia mengatakan, seringnya kecelakaan di jalur itu sehingga tempat tersebut dikeramatkan terutama bagi sopir truk dan bus.

Hal itu ditunjukan para sopir dengan melempar uang koin saat melintasi jalur itu.

Istilah warga sekitar menyebutnya sawur.

Kebiasan itu sudah berjalan belasan tahun.

Kendati demikian, ada seorang warga sekitar yang memanfaatkan hal itu dengan mengumpulkan koin yang dilempar oleh para sopir.

Dalam semalam orang tersebut berjalan dari taman lele ke arah timur hingga di jalur itu.

Caranya menyisir pembatas jalan atau trotoar.

Hasilnya dia mampu mengumpulkan uang hingga Rp20 ribu tiap malam.

Paling sepi Rp10 ribu.

Aktivitas itu dilakukan selama 10 tahun lebih.

"Orang itu sudah meninggal setahun lalu.

Meninggalnya juga tak wajar karena baru diketahui tiga hari kemudian.

Sekarang tidak ada yang berani seperti itu," ungkapnya.

Halaman
123

Berita Terkini