TRIBUNJATENG.COM, PATI - Hampir setahun ini, pandemi virus corona yang melanda dunia telah berdampak pada semua sektor kehidupan.
Vaksin yang ada saat ini disebut belum secara efektif menjadi solusi dari virus menular ini.
Masyarakat diimbau untuk selalu menerapkan perilaku 3M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Protokol kesehatan tersebut masih dianggap sebagai cara pencegahan terbaik supaya angka penularan kasus tidak terus merangkak naik.
Dalam kehidupan new normal, masker telah menjadi barang wajib yang harus dikenakan secara baik dan benar saat berada di luar rumah.
Namun, keadaan di lapangan berkata lain lantaran masih banyak kalangan masyarakat yang tidak memenuhi aturan penggunaan masker dengan sebagaimana mestinya.
Dilansir dari situs kemkes.go.id, ketentuan pemakaian masker meliputi: Masker terdiri dari tiga lapis, dipakai maksimal 4 jam, dan harus segera diganti bila lembab atau basah.
Pada praktiknya, yang terjadi adalah masker hanya menjadi formalitas belaka, tanpa diperhatikan kesesuaian penggunaannya.
Berangkat dari keresahan akan kondisi tersebut, mahasiswa KKN Tim I UNDIP Periode 2021 di Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Siti Muarrofah (21) menawarkan program pembuatan dan pembagian masker yang diintegrasikan dengan promosi budaya lokal.
Mengikuti anjuran World Health Organization (WHO), Siti Muarrofah, mahasiswa dari Prodi Antropologi Sosial, memproduksi masker kain 3 lapis dengan motif batik Bakaran, batik khas dari Juwana, Pati.
Batik Bakaran menjadi salah satu khazanah budaya yang menonjol dari Kabupaten Pati.
“Dengan unsur coraknya yang beraliran pada corak motif batik Tengahan dan batik Pesisir, batik Bakaran menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Pati,” katanya.
Proses produksi masker kain bermotif batik Bakaran melibatkan anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).
Hal ini dilakukan dalam rangka melatih kreativitas dan mengenalkan budaya lokal pada mereka.
Anak-anak ini bersemangat dalam menggambar dan menggunting pola masker. Pada saat yang bersamaan, mereka secara aktif menyimak penjelasan tentang batik Bakaran sebagai budaya lokal dari Kabupaten Pati.