"Kalau kejadian itu hanya untuk konten TikTok dan Youtube," kata Putu.
Berharap tidak diulangi
Putu mengaku menyesalkan tindakan yang dilakukan para remaja tersebut.
Sebab, selain mengganggu fungsi jalan dan membahayakan keselamatan, joget yang dilakukan juga dinilai tidak etis karena terkesan erotis.
"Joget di lampu merah gitu juga dapat mengganggu fungsi zebra cross sebagai tempat penyeberangan jalan.
Dari sisi norma etika juga kurang etis dilihat karena gerakannya terkesan erotis," katanya.
Atas tindakan yang dilakukan itu mereka dilakukan pembinaan dan diminta untuk tidak mengulanginya lagi.
Menurutnya, sebagai generasi muda banyak hal positif lainnya yang mestinya bisa dilakukan.
Ia khawatir jika aksi tersebut dibiarkan justru dapat menginspirasi remaja lain untuk melakukan perbuatan serupa.
"Dari Satlantas lebih kepada pembinaan dan edukasi agar yang bersangkutan dan generasi muda lainnya tidak membuat konten yang membahayakan di jalan atau potensi kecelakaan lalu lintas," kata Putu.
"Imbauan saya agar generasi muda dapat lebih cerdas mengisi diri dengan pengetahuan dan keterampilan untuk membangun Indonesia," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Remaja Dipanggil Polisi karena Joget Erotis di Zebra Cross, Alasannya demi Konten Tiktok"