Pelecehan Seksual

Perempuan Tunanetra Semarang Disuruh Pegang Alat Vital: Lapor Polisi Tak Ada yang Percaya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Tak ada yang percaya terkait pelecehan itu, apakah karena saya seorang disabilitas?," tanyanya. 

Dia menuturkan, adapula cerita dari teman-teman disabilitas lainnya dampingan dari Sammi Insititute yang fokus membela kaum disabilitas dan kesetaraan gender. 

Cerita itu datang dari curahan hati para  difabel khususnya tuna netra. 

Ada seorang disabilitas yang mengalami pelecehan seksual saat bekerja sebagai tukang pijat. 

Mereka disuruh untuk memijat alat vital pria konsumennya. 

"Korban masih magang jadi ga tahu apa yang dipegang namun setelah sadar korban kabur dari tempat itu," terangnya. 

Mirisnya, ada teman disabiltas tuna netra yang terhimpit kebutuhan ekonomi terpaksa meladeni ajakan pelanggan pijatnya dengan iming-iming uang. 

Lantaran butuh uang, takut dan terkena bujuk rayu korban akhirnya mau diajak berhubungan badan. 

"Korban saat itu terhimpit kebutuhan ekonomi," terangnya. 

Dia berpesan kepada Pemerintah, para disablitas butuh perhatian lantaran sebagai kelompok rentan  pelecehan seksual.

Terutama kaum tuna netra dan tuna grahita. 

Sebab dua disabilitas tersebut memiliki kelemahan penglihatan dan mental yang menjadi sulit diungkap kasusnya saat jadi korban pelecehan. 

"Di lingkungan terdekat saja sedikit yang mau percaya pada kami karena kedisabilitasan yang kami miliki. 

Jadi banyak dari kami hanya bisa diam dan diam," tegasnya. 

Dia ingin para korban melapor ke pihak berwajib agar pelaku kapok dan para disabilitas tak dipandang sebelah mata. 

Halaman
1234

Berita Terkini