TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Masih ingat dengan difabel Gading Ogi Syahputra (16) warga Dukuh Bubak RT 2 RW 7, Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, meskipun mereka mengalami keterbatasan fisik ia tetap semangat untuk berjualan rokok keliling komplek Pemkab Pekalongan, alun-alun Kajen.
Dengan menggunakan sepeda ontel yang sudah dimodifikasi menjadi roda tiga dan gerobak kecil bertuliskan 'Lapak.... Rokok... Gading... Bro...', ia keliling menjajakan dagangannya di sekitar alun-alun Kajen.
Sambil mengayuh sepedanya yang usang Gading selalu bilang rokok.. rokok.. rokok.
Walaupun dengan keterbatasannya, ia tetap semangat untuk menjajakan jualannya. Adanya pemberitaan mengenai Gading, Kemensos RI mendatangi rumah Gading dan memberikan bantuan.
"Kami datang ke rumahnya Gading, dalam rangka melaksanakan tugas dari Kemensos untuk menindaklanjuti viralnya video Gading di pemberitaan," kata Tuti Sugiarti penyuluh sosial Kemensos RI kepada Tribunjateng.com, Jumat (2/4/2021).
Oleh karena itu, pihaknya datang ke sini untuk melakukan asesment.
"Apa sih yang tidak dibutuhkan mas Ganding, insyaallah kami akan berikan bantuan seperti apa yang dibutuhkan Gading. Gading pingin punya motor untuk membantu jualannya, biar tambah semangat dan mengembangkan usahanya," imbuhnya.
Pihaknya melihat semangat Gading untuk mengembangkan usahanya sangat luar biasa.
Bahkan dari cerita, jualnya Gading pernah di curi orang tapi ia hanya cerita ke orangtuanya.
"Mendengar cerita dari Gading tentang jualnya, semangatnya sangat luar biasa, Masya Allah hati saya sampai hatinya terenyuh dan salut sekali."
"Apabila bantuan sepeda motor roda tiga turun, mas Gading semakin semangat. Terus usahanya semakin maju. Kalau sekarang jualan rokok, besok ditambah minuman," ucapnya.
Setelah melakukan asesment, pihaknya langsung ke Jakarta untuk melaporkan ini ke Menteri Sosial.
Dengan keterbatasannya, banyak orang yang akan mengasih uang untuk Gading, namun selalu menolak.
"Saya mau dikasih uang dari orang, tapi saya tidak mau. Harus beli rokok," kata Gading.
Ia berjualan rokok karena ingin membantu kedua orangtuanya.
"Mau mandiri dan tidak mau meyusahkan orangtua," imbuhnya.
Ia mulai berjualan keliling pada pagi hari sampai siang, terus sorenya jualan lagi hingga malam.
"Sore habis salat Ashar berangkat, pukul 10.00 WIB baru pulang. Kalau pagi pukul 8 sampai dzuhur," ucapny
Ia juga bercerita, pernah rokoknya sering diambil orang ketika sedang mau salat di masjid.
"Dua bungkus rokok hilang, terus keesokan harinya tiga bungkus hilang lagi," ucapnya.
Hasil jualan rokok, ia tabung di BMT yang berada di dekat rumahnya.
"Dari hasil jualan, sudah punya kambing," katanya.
Meski menyandang disabilitas, Gading ternyata juga tak mau ketinggalan zaman.
Ia belajar mengenal media sosial Facebook untuk berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal.
Selain Facebook ia juga memiliki WhatsApp apabila ada pelanggan yang ingin membeli rokok.
"Pakai rekaman suara saat ada pelanggan mau beli rokok, karena saya tidak bisa baca," tambahnya
Gading merupakan putra kedua dari pasangan suami-istri Suwono (46) - Susiyati (46). (*)