Para wali, sambung dia, sukses mengembangkan Islam di Indonesia dan menjadi agama mayoritas menggunakan strategi antara lain dakwah tanpa kekerasan, dakwah dengan kesantunan.
"Metode ini berhasil mengislamkan wali dengan luas.
Berbeda dengan penjajah, mereka juga menyebarkan agama.
Tapi agamanya tidak laku," tambahnya.
Ia juga menyoroti konsep jihad yang kerap disalahpahami banyak orang.
Di masa nabi, jihad ikut berperang dan mati terbunuh di medan perang.
"Tidak ada mati yang bunuh diri lalu disebut jihad atau mati syahid.
Tidak pernah ada," tambahnya.
Ia pun ingin agar masyarakat Indonesia tidak menjadikan keislaman sebagai label saja tanpa memperhatikan substansi.
Islam harus menjadi ruh dan menjadi laku keseharian.
Sementara itu Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag menyampaikan ucapan selamat datang kepada para audien yang sudah hadir. Khusus kepada KH Anwar Zahid disapa dengan pantun.
Dijelaskan, rencana dai asal penceramah ini mengisi tausiyah ke UIN Walisongo sudah sejak 1 tahun yang lalu.
Namun ditunda karena wabah pandemi.
Akhirnya meski di tengah pandemi, akhirnya tahun ini dapat dihadirkan secara langsung.
Hadir dalam kegiatan ini para pendiri dan sesepuh, para guru besar, para wakil rektor, para dekan, para wakil dekan, kepala jurusan, kabag dan kasubag di lingkungan UIN Walisongo.