TRIBUNJATENG.COM - Kisah sedih ini datang dari Medan.
Perjuangan seorang gadis yang harus banting tulang demi keluarga
Kecelakaan tragis menjadi awal kisah ketegarannya
Di usianya yang masih 19 tahun, Mega Sari Nainggolan harus menjadi orang tua bagi tiga adiknya.
Ia harus banting tulang menjual cabai dan sayur-sayuran di pasar.
Cewek hebat itu meneruskan lapak orang tuanya demi membiayai hidup dan sekolah ketiga adiknya.
Ketiga adiknya adalah Dinavalent Nainggolan (17), kelas 2 SMK, Nova Sintiya Nainggolan SMP kelas 3 serta adik bungsunya Anda Satrio Nainggolan kelas 1 SMP.
Baca juga: Cerita Amanda Manopo Nyaris Dipelet Lewat Makanan, Beruntung Ada Teman yang Menolong
Baca juga: Saat Istrinya Melayani Pria Hidung Belang, AH Justru Duduk Menyaksikan Sambil Menyemangati
Baca juga: #LokalTakGentar Kolaborasi Brand Fashion Dalam Negeri Lawan Ekspansi Produk Fashion Luar
Sementara, Mega Sari Nainggolan sendiri kini tengah menempuh pendidikan Program Diploma IV Akuntansi Perguruan tinggi di Politeknik Medan.
Kehebatan gadis ini berjuang hidup, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi, Senin (29/3/2021) pukul 03.30 WIB dini hari.
Ayahnya, Untung Nainggolan dan Ibunya Rianta Sihombing, menjadi korban tabrak lari di persimpangan antara Jalan Bhayangkara dan Metereologi Raya, Sampali, Kota Medan, Sumatera Utara.
Pelaku tabrak lari hingga kini dalam pencarian polisi.
Gadis hebat ini berharap pada kepolisian agar mengungkap kasus tabrak lari yang menimpa orang tuanya.
Kronologi
Wanita hebat ini menceritakan saat itu ayah dan ibunya berangkat dari rumah di Jalan Kawat 3, Gang Padi menuju Pasar Raya Komplek Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC) menggunakan motor Honda Revo.
Keduanya berangkat sekitar pukul 03.00 WIB.