Sudah 706 Orang Tewas di Tangan Pasukan Keamanan Myanmar, Kekerasan Terus Berlanjut

Editor: Vito
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang diambil dan diterima dari sumber anonim melalui Facebook menunjukkan pengunjuk rasa mengadakan aksi protes dengan menyalakan lilin terhadap kudeta militer di Mogok, divisi Mandalay, Myanmar, pada Senin (11/4/2021).

Sementara, demonstran antikudeta menyerukan agar orang-orang menunjukkan penentangan terhadap Junta dengan menggunakan kostum dan menggelar doa bersama, Senin (12/4).

Acara tersebut akan dilaksanakan selama liburan tahun baru tradisional Myanmar, yakni pada 13-17 April.

Tahun baru yang dikenal sebagai Thingyan adalah hari libur paling penting dalam setahun, dan biasanya dirayakan dengan doa, ritual pembersihan patung Buddha di kuil, dan semburan air dengan semangat tinggi ke jalanan.

Pemimpin kelompok demo Komite Kolaborasi Pemogokan Umum, Ei Thinzar Maung, melalui Facebook-nya, mengatakan, Junta tidak memiliki Thingyan.

Ia menegaskan, kekuasaan rakyat ada di tangan rakyat, dan rakyat yang bersatu perlu mempertahankan Thingyan. "Dewan militer tidak memiliki Thingyan. Kekuasaan rakyat ada di tangan rakyat. Rakyat yang bersatu perlu mempertahankan Thingyan rakyat," ucapnya.

Selanjutnya, Ei Thinzar Maung meminta umat Buddha untuk mengenakan pakaian religius tertentu dan membaca doa bersama.

Sedangkan bagi anggota komunitas Kristen diminta mengenakan pakaian putih dan membaca mazmur. Menurut dia, penganut agama lain harus mengikuti arahan pemimpinnya. (Tribunnews/Kontan.co.id)

Berita Terkini