Idul Fitri 2021

Khutbah Idul Fitri: Merayakan Perbedaan dengan Bermaaf-maafan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khutbah idul fitri merayakan perbedaan dengan bermaaf-maafan

Sebelumnya, sejak terjadi perang antarumat Islam, antara orang-orang yang anti terhadap sahabat Ali bin Abi Thalib dengan orang-orang yang fanatik kepada Mu'awiyah bin Abi Sufyan, para khathib kerap menyampaikan caci maki terhadap orang-orang yang ia anggap sebagai musuhnya.

Lalu oleh Umar bin Abdul Aziz, para khathib diminta untuk menghilangkan perkataan-perkataan yang mengandung unsur permusuhan dan kebencian di dalam khutbahnya dan diganti dengan membaca Surat An-Nahl ayat 90 di atas.

Kandungan ayat ini menurut Syaikh Muhammad Ath-Thahir bin 'Asyur dalam kitabnya, At-Tahrir wa at-Tanwir, dikatakan sebagai prinsip dalam syariat Islam.

Demikian juga Syaikh Izzuddin bin Abdis Salam mengatakan bahwa ayat tersebut menjadi bangunan dasar di dalam semua rumusan hukum Islam atau fiqih.

Ayat tersebut berisi kewajiban umat Islam untuk berlaku adil (al-'adl) dan berbuat baik atau bijaksana (al-ihsan).

Berlaku adil artinya memberikan hak kepada orang yang berhak (i'tha'u al-haqq ila shahibihi).

Contoh tentang hal ini banyak sekali, misalnya jika kita punya tetangga yang sama-sama punya hak untuk lewat di jalan tertentu, maka kita tidak boleh melarangnya.

Karena kita dan dia memiliki hak yang sama.

Jika di negara kita ini setiap orang berhak untuk menjalankan agamanya masing-masing, maka kita tidak boleh melarang orang lain yang berbeda dengan kita untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, dan seterusnya.

Sedangkan al-ihsan atau berbuat baik artinya seseorang dalam berhubungan dengan orang lain harus memberikan pelayanan yang terbaik dan disenangi olehnya.

Dalam ayat di atas disebutkan juga perintah ita'i dzi al-qurba, yakni perintah 'memberi kepada kerabat'.

Perintah ini bagian dari contoh berbuat adil dan berbuat baik.

Contoh ini sengaja disebutkan di dalam Alquran karena seseorang kerap lupa memberikan pertolongan kepada orang yang terdekat, orang tua, keluarga, maupun tetangga.

Seseorang terkadang tahu bahwa keluarganya sendiri atau tetangganya membutuhkan pertolongan, tapi seseorang sering melalaikannya dengan memilih atau mengurus orang yang jauh.

Karena itu berbuat adil dan berbuat baik harus dimulai dari yang terdekat, keluarga, tetangga, teman dan seterusnya.

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وللهِ الحمدُ

Hadirin hadirat yang berbahagia.

Dalam berinteraksi dengan sesama manusia, selain Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan berbuat baik, Allah juga melarang berbuat kerusakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain atau disebut al-fahsya' dan al-munkar.

Seperti membunuh, melukai, mencuri, minum arak dan yang lainnya.

Contoh perbuatan buruk yang disebutkan dalam ayat di atas adalah bertindak sewenang-wenang dalam berhubungan dengan sesama manusia atau bahkan makhluk Allah yang lain.

Dalam ayat di atas disebut dengan istilah al-baghyu.

Al Baghyu atau melakukan tindakan yang sewenang-wenang, ngawur, seenaknya sendiri sesuai dengan keinginan nafsunya bagian dari perilaku orang-orang Arab sebelum Alquran diturunkan atau disebut masa jahiliyah yang berarti masa manusianya tidak bijaksana.

Masyarakat Arab pada masa jahiliyah adalah masyarakat pemarah, pemberani dan mengutamakan kekerasan dalam menyelesaikan segala persoalan.

Jika ada orang dari sukunya dicaci maki maka mereka akan melakukan perang sampai bertahun-tahun.

Hanya karena merasa tersinggung maka ia akan menyerang terhadap orang yang dianggap menyinggungnya.

Islam datang untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.

Jika seseorang marah Islam mengajarkan untuk bersabar.

Diceritakan di dalam hadis Nabi Muhammad SAW, ketika Nabi SAW dan sahabatnya terus menerus dicaci maki oleh orang-orang kafir Quraisy.

Bahkan Nabi SAW diancam hendak dibunuh, para sahabat Nabi tidak terima dan ingin membalasnya, tapi Nabi Muhammad SAW justru berpesan supaya bersabar.

لا تتمنوا لقاء العدو، وإذا لقيتموهم فاصبروا

"Janganlah kalian berharap bertemu musuh, jika kalian bertemu dengannya maka bersabarlah."

Alquran turun dalam kondisi masyarakat yang pemarah dan pendendam.

Karena itu larangan berbuat sewenang-wenang dan bermusuhan secara khusus disebutkan di dalam ayat tersebut.

Tujuannya sebagai peringatan supaya dalam bermuamalah atau berhubungan dengan sesama manusia apabila ada masalah maka harus mengedepankan dialog dan musyawarah,.

Daripada menyelesaikannya dengan cara kekerasan yang itu dilarang keras oleh agama yang mengajarkan nilai-nilai kasih sayang (rahmatan li al alamin).

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وللهِ الحمدُ

Jamaah idul fitri yang dimuliakan Allah.

Jadi, Islam selain mengakui bahwa manusia berbeda-beda dalam banyak hal, dalam waktu bersamaan Islam juga mewajibkan umatnya untuk selalu menjaga persaudaraan dan melarang keras bermusuhan.

Pada hari ini kita merayakan Idul Fitri yang salah satu tradisinya di kita saling meminta maaf, bermaaf-maafan atau halal bi halal.

Hal ini menjadi momentum terbaik bagi kita untuk merajut kembali ukhuwwah basyariyah (persaudaraan antarumat manusia) dan ukhuwwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa setanah air) atas salah atau khilaf yang barangkali pernah kita lakukan kepada keluarga, orang tua, tetangga, teman dan yang lainnya.

Dalam kitab-kitab fiqih dijelaskan bahwa berbuat salah kepada Allah atau melanggar hak Allah (huququllah) cara menghapusnya cukup dengan bertobat.

Yakni meninggalkan kesalahannya dan meminta ampunan kepadanya.

Tapi berbuat salah kepada manusia atau melanggar hak-hak manusia (huquq al-adami) maka seseorang harus meminta ridha dan memohon maaf kepadanya secara langsung.

Jika kesalahan itu berkaitan dengan materi, misalkan pernah mengambil harta bendanya tanpa seizin pemiliknya maka harta benda itu harus dikembalikan dan meminta maaf kepadanya.

Hari raya Idul Fitri ini mari kita jadikan sebagai permulaan untuk tetap meningkatkan ibadah sebagaimana yang kita lakukan pada bulan Ramadan.

Sekaligus menghentikan perbuatan dosa dan salah baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia.

Baik yang seagama maupun yang berbeda, yang sepaham maupun yang berlainan.

Perbedaan adalah takdir Allah dan menjaganya dengan tetap bersaudara adalah perintah agama.

Demikian khutbah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan.

Selamat Hari Raya Idulfiitri, mohon maaf lahir dan batin.

تقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ عِيْدِنَا، وَأَعِدْهُ عَلَينَا أَعْوَامًا عَدِيْدَةً أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبوْلِيْنَ، وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ.

وَاَقوْلُ قوْلِى هَذَا، وَأسْتغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، فَاسْتغْفِروهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللهُ أكبرُ، وللهِ الحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الرَّحِيمِ الرَّحْمَنِ، أَمَرَ بِالتَّرَاحُمِ وَجَعَلَهُ مِنْ دَلاَئِلِ الإِيمَانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ الْمُتَوَالِيَةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ الرَّحْمَةُ الْمُهْدَاةُ، وَالنِّعْمَةُ الْمُسْدَاةُ، وَهَادِي الإِنْسَانِيَّةِ، إِلَى الطَّرِيقِ الْقَوِيمِ.

فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ أَمَّا بَعْدُ:

فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ. إنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى فِيْهِ بِمَلَائِكَتِهِ، فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

وقالَ رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً. اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.

Demikian materi khutbah idul fitri, semoga bermanfaat. (amk)

Berita Terkini