Di sisi lain, itu tidak baik bagi keharmonisan partai yang wajib tegak lurus pada perintah Ketua Umum.
"Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos (sudah saya kasih kode, tapi malah tambah kebablasan). Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya,'' tegasnya.
Hal ini ditengarai dengan tingginya intensitas Ganjar di media sosial dan media publik terkait pencapresan.
Padahal, hal serupa tidak dilakukan oleh kader PDI Perjuangan lain yang juga berpotensi untuk nyapres.
Menurutnya, kader PDI Perjuangan lain itu bukannya tak bisa melakukan hal yang sama.
Baca juga: Prediksi Wolves Vs Manchester United Liga Inggris, H2H, Susunan Pemain dan Link Live Streaming
Baca juga: Terapkan SNI, Angkat Produk UMKM Tembus Pasar Ekspor
Mereka tak berani karena belum mendapatkan perintah Ketua Umum.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini menuturkan jika elektabilitas saat ini belum bisa dijadikan patokan dalam pertempuran pemilihan presiden yang sesungguhnya.
Elektabilitas saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan dan media sosial.
Hal itu mudah dikalahkan dalam pertarungan secara riil.
"Ini bukan teguran, karena ia (Ganjar) merasa lebih tinggi dari kita (DPD PDI Perjuangan Jateng). Ia merasa yang bisa menegur hanya Ibu (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri)," tukasnya.
Saat ditanyakan apakah Ganjar sudah menyatakan terang-terangan akan nyapres?
Pacul menuturkan Ganjar tidak pernah mengakui ingin maju nyapres.
Namun, sebagai orang politik, pihaknya mengetahui bahwa Ganjar berambisi.
Baca juga: Hamil Anak Kedua, Nagita Slavina Ngidam Beli Villa di Bali Rp 200 Miliar
Baca juga: Semarang Ramai Mobil dari Jakarta Masuk Semarang
Baca juga: Satresnakoba Polres Pekalongan Ringkus Seorang Pemakai Narkoba
Baca juga: Prediksi Wolves Vs Manchester United Liga Inggris, H2H, Susunan Pemain dan Link Live Streaming
"Kalau dia menjawab, kan tidak mengatakan mau nyapres. Ya kalau bicaranya pada tingkat ranting partai, ya silakan.
Tapi kalau dengan orang politik, ya pasti sudah paham arahnya ke mana," katanya.