Berita Internasional

Bagi Palestina, Naftali Bennett Sama Buruknya dengan Benjamin Netanyahu

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin partai Yemina Israel, Naftali Bennett, menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Naftali Bennett (49) resmi menggulingkan Benjamin Netanyahu setelah pemimpin oposisi sekaligus rekan koalisinya, Yair Lapid, memenangkan mosi percaya di Knesset.

Perolehan suara kedua kubu sangat tipis, yakni 60-59 kursi.

Di bawah perjanjian pembagian kekuasaan, Bennett akan menyerahkan jabatan perdana menteri kepada Lapid setelah dua tahun.

Setelah Netanyahu lengser, ribuan warga Israel berkerumun di lapangan di area Knesset di Yerusalem sembari mengibarkan bendera nasional.

Massa anti-Netanyahu membawa poster bertuliskan "Bye-bye Bibi", panggilan akrab Netanyahu.

 

Ujian pertama pemerintah baru Israel terjadi pada Selasa ini.

Dimana akan terjadi parade oleh massa nasionalis Yahudi sayap kanan.

Mereka akan melakukan pawai melewati lingkungan penduduk Palestina di Yerusalem.

Polisi Israel telah mengubah rute untuk menghindari kawasan Muslim di Kota Tua.

Faksi-faksi Palestina di Tepi Barat menyerukan kecaman terhadap pawai itu, menurut laporan Al Jazeera.

Bulan lalu, Israel melakukan kekerasan kepada pengunjuk rasa di kompleks Masjid Al-Aqsa yang menyebabkan ratusan warga Palestina terluka.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
 

Berita terkait Perdana Menteri Israel

Berita terkait Palestina

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintahan Baru Israel di Mata PM Palestina: Sama Buruknya dengan Era Netanyahu

Berita Terkini