Oleh Apt. Riza Maulana, Sfarm, M.Pharm. Sci
Peneliti
AKHIR-AKHIR ini banyak dikabarkan mengenai bentuk perubahan atau mutasi dari virus Covid-19. Varian-varian baru terus bermunculan di berbagai negara dengan karakteristik yang berbeda-beda. Secara umum semakin dapat dilihat kemampuan penularan dan penyebaran varian virus Covid-19 yang semakin cepat dan berbahaya.
Bahkan ketika di fase pasca penemuan vaksin dan proses vaksinasi massal sedang berlangsung. Lonjakan-lonjakan kasus terus saja ada dan terjadi di berbagai daerah bahkan di banyak negara di dunia. Kita perlu mengenali, untuk apa dan mengapa virus bermutasi? Lalu apa dampaknya terhadap penularan Covid-19 yang sudah melanda dunia saat ini?
Virus termasuk jenis mikroorganisme patogen yang ada dalam kehidupan kita. Virus memiliki kemampuan untuk menginvasi suatu sel makhluk hidup dengan tujuan untuk bereproduksi memperbanyak diri melalui proses replikasi. Hal ini dikarenakan virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri.
Virus SARS-Cov-2 merupakan aktor penyebab Covid-19 yang sudah setahun lebih ini terus merebak di kehidupan kita. Sudah cukup banyak informasi melalui penelitian-penelitian mengenai virus ini, tetapi masih banyak juga sisi lain dari virus ini yang belum diketahui. Virus ini dilaporkan terus mengalami mutasi sehingga menyebabkan terdapatnya banyak varian virus yang tersebar di berbagai negara.
Mutasi artinya perubahan genetik suatu makhluk hidup pada tingkatan gen ataupun kromosom yang dapat mengarah pada pembentukan variasi-variasi baru pada spesies. Pada hakikatnya, makhluk hidup mengalami mutasi karena adanya faktor pemicu yang disebut mutagen.
Mutagen banyak jenisnya, seperti agen-agen kimia, fisika, maupun biologi. Pada taraf mikroorganisme mutasi ini terjadi dengan tujuan untuk dapat bertahan hidup dan menyesuaikan dengan perubahan lingkungan sekitarnya.
Demikian juga, mutasi yang terjadi pada virus merupakan usaha virus untuk beradaptasi agar dapat bertahan hidup terhadap lingkungan di sekitar inangnya (sel/reseptor) dalam tubuh manusia. Maka dari itu, ketika virus merasa tidak nyaman dengan lingkungan yang dimasukinya atau ketika ada faktor pemicu lainnya, maka virus akan mengalami proses mutasi. Proses mutasi merupakan hal yang wajar dan selalu terjadi, proses ini tidak hanya terjadi pada virus SARS-Cov-2 saja, tetapi juga terjadi pada jenis virus lainnya seperti virus influenza, virus penyebab flu.
Banyak sekali varian-varian virus corona yang telah dilaporkan seperti di antaranya dan terutama adalah varian dari Inggris B.1.1.7, Afrika Selatan B.1.351, Brasil P.1, dan India B.1.617. Varian-varian ini telah mendapatkan perhatian internasional dan mendapatkan pengawasan yang ketat oleh pemerintah RI dikarenakan kemampuannya dalam mempengaruhi tingkat penularan dan angka kematian yang tinggi dibandingkan varian lainnya, yang disertai gejala-gejala yang lebih parah, hingga kemampuan untuk tidak dikenal oleh tubuh karena memang memiliki perbedaan dari virus bentuk asalnya. Varian-varian ini dianggap lebih berbahaya dibandingkan virus asalnya dan tiga di antaranya dilaporkan sudah masuk ke Indonesia.
Berbagai jenis varian virus ini dilaporkan lebih cepat dalam penularan dan penyebaran hingga mampu mempengaruhi efektivitas vaksin.
Dilansir dari health.grid.id (03/03/2021), varian Inggris dilaporkan memiliki kemampuan penularan dan sekaligus menyebabkan kematian lebih tinggi dibandingkan dengan varian lainnya. Selanjutnya, respon imun dari vaksin Moderna dan Pfizer kurang efektif ketika menangkal varian virus corona dari Afrika Selatan.
Selain itu, juga peningkatan kemampuan reinfeksi dimiliki oleh varian Brasil, sehingga seseorang yang sudah pernah terjangkit dapat terinfeksi kembali. Perubahan kecil pada “mahkota” atau pada bagian permukaan tubuh virus Covid-19 sudah mampu untuk mengubah karakteristiknya, sehingga bisa saja antibodi yang dibentuk oleh vaksin tidak mampu mengenal virus yang sudah bermutasi. Inilah hambatan yang muncul pada pengembangan vaksin Covid-19 akibat perilaku mutasi virus.
Bahkan, baru-baru ini di Indonesia dilaporkan terdapat varian-varian lokal hasil dari mutasi virus Covid-19. Varian-varian lokal yang banyak dilaporkan adalah B.1.466.2, B.1.470, dan B.1.459. Sejauh ini varian B.1.466.2 dilaporkan telah tersebar dan terdeteksi di berbagai negara di seluruh dunia.
Menurut Riza Arief Putranto, peneliti genomik molekuler dari Aligning Bioinformatics and Crowdfight COVID-19, varian B.1.466.2 disebut sebagai varian lokal karena teridentifikasi pertama kali dan memiliki tingkat penyebaran yang tinggi di Indonesia.