"Saudara S meminta Y memberikan pelajaran kepada korban. Tersangka S bertemu Y serta bersama saudara A di jalan seram bahwa Siantar.
Di mana saudara S menyampaikan kepada Y dan A kalau begini orangnya cocoknya ditembak," jelasnya.
Y lalu bertemu AS, aparat TNI, di wilayah Siantar.
Sebelum kejadian, korban sempat minum tuak di sebuah kedai.
Korban juga sempat kencan dengan seorang perempuan di sebuah hotel.
Y dan AS sempat mendatangi rumah Mara Salem Harahap.
"Sekitar pukul 22.30. tersangka Y kembali menuju arah Kota Pematangsiantar. Di perjalanan mereka berselisih dengan mobil korban. Dan selanjutnya tersangka Y dan saudara A ini berbalik arah mengikuti mobil korban," katanya.
"Y mengemudi sepeda motor dan A melakukan penembakan yang mengenai bagian kaki korban di sebelah kiri paha atas. Dan mengenai hasil outopsi, tembakan mengenai tulang kaki korban. Pada akhirnya tulang patah dan mengenai pembuluh arteri. Maka mengeluarkan darah yang secara deras," tambah Kapolda.
Irjen Pol Panca Simanjuntak menjelaskan senjata api yang dipakai menembak Marsal Harahap adalah pabrikan Amerika.
Nomor senjata tidak terdaftar sebagai aset TNI atau Polri sehingga pihak kepolisian masih mencari tahu asal senjata tersebut.
"Itu senjata pabrikan. Nomor registernya jelas, buatan Amerika. Senjata pabrikan belum tentu masuk dengan benar dan milik kesatuan. Tolong dicatat baik-baik, bisa saja ini masuk dari penggelapan dan perdagangan ilegal. Ini tidak teregister di kesatuan. Nomor registernya ada, dan ini akan kami dalami terus," kata Irjen Pol Panca Simanjuntak.
Sosok Sujito
Melansir Tribun Medan, selain pemilik bar, Sujito juga ternyata pernah mencalonkan diri sebagai calon wali kota Pematangsiantar pada tahun 2016.
Sujito mencalonkan diri dari jalur calon perseorangan dan menamakan tim pemenanganmnya Tim Sujito-Djumadi (SUJUD).
Jasad Marasalem Harahap alias Marsal ditemukan tak jauh dari rumahnya di Nagori Karang Anyer, Kabupaten Simalungan, Sabtu (19/6/2021) dini hari.