Dari catatan khusus ada dua obat, sulfasalazine (digunakan untuk mengobati kondisi seperti rheumatoid arthritis dan penyakit Crohn) dan proguanil (dan obat antimalaria), yang menunjukkan dapat mengurangi replikasi virus SARS-CoV-2 dalam sel.
Sehingga, meningkatkan kemungkinan potensi keduanya digunakan untuk mencegah infeksi atau untuk mengobati Covid-19.
Namshik Han, Kepala Penelitian Komputasi dan AI di Milner Therapeutics Institute, menambahkan, bahwa studi ini telah memberi informasi tak terduga tentang mekanisme yang mendasari Covid-19 dan telah memberi beberapa petunjuk obat yang menjanjikan, yang mungkin digunakan kembali untuk mengobati atau mencegah infeksi.
“Sementara kami mengambil pendekatan berbasis data--pada dasarnya memungkinkan algoritma kecerdasan buatan untuk menginterogasi kumpulan data--kami kemudian memvalidasi temuan kami di laboratorium dan mengonfirmasi kekuatan pendekatan kami,” jelas Han.
"Kami berharap sumber obat potensial ini akan mempercepat pengembangan obat baru melawan Covid-19."
"Kami percaya pendekatan kami akan berguna untuk merespons dengan cepat varian baru SARS-CoV2 dan patogen baru lainnya yang dapat mendorong pandemi di masa depan," pungkasnya.(*)
Berita ini sudah tayang di Intisari-Online.com dengan judul Indonesia Rekor 253.826 Kasus Aktif Covid-19 yang Tertinggi Selama Pandemi, Ilmuwan Identifikasi Dua Obat yang Berpotensi Melawan Corona.