Sanderson menambahkan, melalui kanal online, semua produk dan jasa bisa ditawarkan.
Berbeda halnya dengan kanal offline.
Menurutnya, hanya ada beberapa jenis produk yang cocok dipasarkan lewat jalur offline.
Antara lain, barang kebutuhan sehari-hari dan yang sifatnya perlu skill atau kualifikasi tertentu, tapi belum dikenal luas di masyarakat.
Meski begitu, menurut Mike Rini Sutikno, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, ada beberapa kelebihan dari model bisnis offline.
Di antaranya, karena fisik produk bisa dilihat langsung oleh konsumen, cara penjualan tersebut akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan calon pembeli.
Selain itu, urusan jual-beli bisa diselesaikan di tempat, karena pembeli datang sendiri.
"Kelebihan lainnya, jika mengajukan kredit ke bank, bisnis offline lebih mudah diverifikasi karena ada tokonya," kata Mike.
Lantas, mana yang lebih menguntungkan: bisnis secara online atau offline?
Mike menilai, usaha online bisa lebih menguntungkan dibandingkan offline.
Sebab, ya itu tadi, untuk membuka usaha offline, perlu modal lebih besar, terutama untuk sewa tempat berikut interiornya.
Itu semua butuh modal.
Sementara usaha online tidak memerlukan toko secara fisik.
Baca juga: PPKM Diperpanjang, Pemkab Banjarnegara Gelontorkan Bantuan Uang Tunai ke Masyarakat
Baca juga: Kisah Bahafindi Pengrajin Genting di Jepara
Baca juga: Chelsea Goda Inter Milan Rp 2,2 Triliun untuk Romelu Lukaku
Bahkan, barang-barang yang dijual tidak harus dimiliki sendiri.
Pemilik usaha online bisa membantu memasarkan barang saja dan mendapat komisi tanpa harus menyimpan barang itu sendiri.
"Konsumen juga bisa berkunjung ke toko daring setiap waktu, karena tinggal berselancar saja di dunia maya tanpa perlu berkunjung ke toko fisik," ujar Mike. (*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Memilih Bisnis Online atau Offline, Simak Kelebihan dan Kekurangannya".