TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA-- Dosen Universitas Indonesia sekaligus pejabat di Kemenko Maritim, Ronnie H. Rusli, menyoroti kaburnya sejumlah penduduk Kota Kabul, setelah Taliban menguasai Ibu Kota Afganistan itu.
Dalam sejumlah tayangan video yang beredar, mereka berlarian menuju ke bandara setempat dan berebut untuk menaiki pesawat milik Amerika Serikat.
Ronnie H. Rusli menyebut, warga yang kabur tersebut hanya sebagian kecil dari warga Afganistan yang justru memberikan dukungan kepada Taliban.
Baca juga: Cerita Hasan Pengungsi Afganistan yang Tinggal di Indonesia, Diburu Taliban karena Beda Etnis
Baca juga: Kuasai Afghanistan, Pemimpin Taliban Akan Lebih Unjuk Diri setelah 20 Tahun Terakhir Bersembunyi
Baca juga: Pesawat Amerika Akhirnya Evakuasi Warga Afghanistan yang Ketakutan dengan Taliban
Baca juga: Jusuf Kalla Pernah Ajak Perwakilan Taliban Lihat Muslim Moderat Indonesia: Mereka Sudah Berubah
Mereka yang lari, dikatakan Ronnie, adalah warga yang selama ini mendukung rezim bentukan Amerika Serikat.
"Kalau liat contoh yang terjadi di Afghanistan, apa yang kurang coba?
Ada AB Amerika, Tentara-Polisi Rezim & juga Buzzernya.
Itulah jumlah Buzzer Rezim mereka yang lari ke Airport (Dibawa pesawat militer C17 Transport).
Sisa rakyat Afghanistan yang tidak lari itulah yang mendukung Taliban dari dulu," tulisnya di Twitter pribadinya, Kamis (19/8/2021).
Dia juga mengungkapkan, para warga yang kabur merasa ketakutan dengan para pasukan Taliban.
Padahal, kata dia, ketika prajurit Taliban masuk ke Kabul, tidak ada kekerasan atau menembaki rakyat yang selama ini pro kepada rezim bentukan Amerika Serikat.
"Saat Taliban masuk Kabul tidak ada tembakan atau menembak rakyat yang tdk lari di Ibu kota.
Yang lari itulah pendukung Rezim yang Presidennya duluan lari dan Buzzernya juga ikut lari dibawa naik pesawat C17 yang kita liat di TV.
Jangan dibalik, Buzzer kabur sendiri ketakutan Taliban," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan sebuah foto viral menunjukkan lebih dari 600 warga Afganistan duduk di lantai kabin pesawat militer Amerika Serikat (AS) yang mengudara dari Kabul.
Situasi tidak biasa ini menjadi bagian dari upaya evakuasi dramatis setelah Afganistan dikuasai kelompok Taliban.