"Kalau tidak di ACC, kami nanti bahas bareng-bareng dengan teman-teman," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fravarta Sadman mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menerima aduan dari para pedagang, terutama Johar Utara.
Mereka mengadukan terkait hasil undian karena tidak kembali ke Johar Utara.
"Mereka rata-rata mempertanyakan kok kenapa malah sekarang terpindahkan ke Kanjengan, Selatan, SCJ dan sebagainya.
Mereka tetap ingin di Johar Utara," terang Fravarta
Menurutnya, Dinas Perdagangan telah berulang kali menyosialisasikan hal itu.
Dia menjelaskan, kapasitas Johar Utara yang semula dapat menampung 1.200 pedagang, kini hanya bisa dimasuki 419 pedagang baik kios dan los.
Dia meminta kondisi ini dimaklumi oleh para pedagang.
"Harus dimaklumi. Mau tidak mau harus keluar dari Johar Utara. Demikian juga Johar Tengah," ucapnya.
Terkait penataan di SCJ, Fravarta menerangkan, saat ini pedagang memang belum mendapat notifikasi lapak.
Dinas Perdagangan baru sekadar memberikan informasi mengenai blok di SCJ lantaran saat ini lapak belum siap ditempati.
Mereka diperkirakan bisa masuk pada April 2022. Dinas Penataan Ruang baru akan melakukan lelang pembuatan lapak kios, los, maupun dasaran terbuka.
"Desember ini mudah-mudahan bisa dilelang. Kemudian, Januari-April 2022 dibuatkan lapak, kios, los, dan dasaran terbuka. Ketika SCJ siap, teman-teman pedagang akan dapat notifikasi," paparnya.
Lebih lanjut, terkait keluhan pedagang tentang adanya pedagang dari pasar lain yang justru masuk Johar Utara, Fravarta menjelaskan, lapak yang didapatkan pedagang bergantung zonasi.
"Contoh, zonasi konveksi. Disitu (Johar Utara), ada dua kios yang besar. Setelah kami lihat pedagang Johar Utara tidak memenuhi syarat masuk kios itu kami ambilkan dari yang lain yang bisa memenuhi disitu," katanya. (*)