"Saya cepat pada tes MotoGP pertama saya, tetapi hanya karena saya balapan dengan serangan waktu," tutur Bagnaia.
"Saat kami bekerja dengan ban bekas pada balapan pertama, saya mendapat masalah dan saya tidak merasa baik."
"Sampai tahun ini saya tidak memiliki perasaan yang baik. Tahun lalu saya memiliki dua atau tiga balapan yang bagus," imbuhnya.
Dengan ini, Bagnaia terutama menangani balapan di rumah sendiri di Misano 2020. Pada balapan pertama di Misano, dia finis kedua.
Namun, pada balapan kedua pembalap berusia 24 tahun itu gagal finis setelah terjatuh.
Selain itu, dia hampir tidak bisa tampil unggul bersama Pramac.
Namun, Bagnaia dianggap sebagai pembalap yang tenang dan analitis.
Selangkah demi selangkah dia beradaptasi dengan Ducati melalui gaya mengemudinya.
Pengaturannya benar-benar berbeda dari rekan setimnya.
"Di Moto2, saya selalu melaju dengan kecepatan menikung yang sangat tinggi. Selain itu, Anda tidak bisa mengerem terlalu keras di Moto2 karena ban belakang selip," aku Bagnaia.
Bagnaia saat ini memiliki ciri mengendarai motor dengan kecepatan menikung yang relatif tinggi dengan Desmosedici. Dia juga terlambat mengerem.
"Tahun ini, saya mengubah mentalitas saya di motor. Saya memahami motor ini dengan sangat baik. Saya juga telah mengubah fase pengereman dan sekarang dapat mengurangi kecepatan dengan sangat baik. Itu terasa sangat bagus," ucap Bagnaia.
"Selain itu, saya lebih menyesuaikan set-up dengan gaya berkendara saya karena motor kami tidak memiliki kecepatan menikung setinggi itu."
"Kami melakukan pekerjaan dengan baik tahun ini. Motor lebih cocok dalam hal ini," kata Bagnaia.
Jadwal MotoGP 2021