Program PINTAR

Kolaborasi-Reflektif Jadi Kunci Penyiapan Calon Guru Unggul

Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seminar Nasional Inovasi LPTK Ciptakan Guru Unggul yang digelar Tanoto Foundation bekerja sama dengan empat LPTK dan Kemdikbudristek, Rabu (3/11/2021).

TRIBUNJATENG.COM - Kolaborasi dan refleksi antara dosen pembimbing lapangan, guru pamong, dan mahasiswa calon guru menjadi kunci penyiapan calon guru unggul melalui program pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan.

Pola tersebut membuat tumbuh kesadaran dari mahasiswa calon guru tentang pentingnya guru melakukan refleksi dan melakukan perbaikan pembelajaran secara berkelanjutan.

Begitu juga dengan dosen dan guru pamong yang ikut berefleksi, untuk memperbaiki pola pendampingannya kepada mahasiswa.

Demikian hasil penting dari studi penguatan dosen dan guru pamong pelaksana program PPG prajabatan yang dipaparkan Tanoto Foundation bersama empat LPTK mitra, yaitu Universitas Negeri Medan, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya, dan didukung Kemdikbudristek, Rabu (3/11/2011).

“Studi ini juga berhasil mengembangkan 13 inovasi untuk meningkatkan kompetensi dan kolaborasi antara dosen dan guru pamong dalam membimbing mahasiswa calon guru melaksanakan praktik di lapangan. Inovasi tersebut dipublikasikan dalam bentuk buku berjudul ‘Mencari Model PPG untuk Indonesia’ yang dapat diakses secara terbuka melalui website Program PINTAR Tanoto Foundation,” ungkap Satrijo Tanudjojo, CEO Global Tanoto Foundation saat memaparkan hasil studi tersebut dalam Seminar Inovasi LPTK Menyiapkan Guru Unggul.

Dalam studi ini, tim peneliti mengembangkan inovasi model pendampingan mahasiswa calon guru yang diberi nama C-NAR atau collaborative nested classroom action research. C-NAR menawarkan suatu kerangka baru dalam ranah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan. K

etika melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif bersama mahasiswa, maka dosen dan guru pamong juga melakukan penelitian tindakan pembimbingan (PTB) untuk menemukan cara membimbing yang paling tepat.

Sinergitas untuk meningkatkan kualitas

Penerapan Program PPG Prajabatan di 4 LPTK mitra pelaksana studi dan 4 LPTK lainnya, juga diteliti oleh Lembaga penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES).

Studi yang dilakukan pada Juni-Agustus 2021 tersebut, menemukan penerapan C-NAR membuat terbangunnya kedekatan yang kuat antara dosen dan guru pamong dalam memberikan pendampingan kepada mahasiswa PPG. 

Di LPTK mitra, pelaksanaan koordinasi, evaluasi, dan refleksi dilaksanakan secara familiar, informal, dan saling melengkapi.

Sedangkan di LPTK lainnya, kegiatan pendampingan atau pembimbingan dilakukan dalam pola umum dan tidak spesifik.

“Prinsip pembelajaran hari ini harus lebih baik dari kemarin sudah tumbuh dalam keseharian mahasiswa calon guru di LPTK mitra. Perubahan berkelanjutan pada pembelajaran berkualitas yang berorientasi pada siswa sudah menjadi bagian yang dikembangkan dalam praktik mengajar mahasiswa. Ini praktik baik yang perlu diadaptasi dan dikembangkan LPTK lainnya,” kata Hasan Bisri tim peneliti LP3S. 

Ketimpangan guru berkualitas di Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut bukan hanya kuantitas tapi kualitas guru juga perlu diperhatikan untuk memperbaiki sistem pendidikan di indonesia.

Halaman
12

Berita Terkini