Dia tumbuh sehat, pintar dan ceria.
Kulitnya bersih dan berkilauan tidak seperti keledai lain.
Keanehan lainnya pangeran keledai bisa berbicara layaknya manusia.
Si keledai sangat suka dengan musik, sehingga dia pergi ke seorang musisi terkenal dan berkata,
“Ajari saya mengenai musik, agar saya dapat memainkan kecapi sebaik Anda. ”
“Ah, tuan kecil yang terkasih,” jawab si musisi, “itu akan sangat sulit bagi Anda, jari-jari Anda pasti tidak cocok untuk itu, dan terlalu besar.
Saya khawatir senar itu tidak akan bertahan lama. “
Namun si keledai tidak mau menyerah, dia bertekad untuk bisa memainkan kecapi lebih dari seniman terbaik yang pernah ada.
Usaha memang tidak akan menghianati hasil, akhirnya pangeran keledai bisa memainkan kecapi sangat baik seperti gurunya sendiri.
Pada suatu hari pangeran keledai melihat kedalam sumur, saat itulah dia menyadari bentuknya yang tidak menyerupai manusia.
Dia mulai berpikir bagaimana perasaan orangtuanya memiliki putra berbentuk keledai.
Pada saat itulah dia memutuskan pergi kedunia luar kerajaannya untuk berpetualang.
Perjalanan panjang membawanya kesebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang Raja yang bijaksana.
Raja itu memiliki seorang putri yang sangat cantik.
Pangeran Keledai berkata dalam hati, “Di sini aku akan tinggal sementara,”