Mereka yang selamat dari kebakaran mengatakan kepada polisi bahwa seorang pria meletakkan kantong kertas di lantai di sebelah pemanas sebelum kebakaran.
Petunjuk itu membuat penyelidik menemukan jejak cairan yang sangat mudah terbakar.
Uji forensik masih dilakukan oleh penyidik untuk mengidentifikasi zat tersebut.
Namun, kecepatan dan jejak api yang tertinggal di klinik membuat para penyelidik percaya bahwa api itu sengaja dibuat.
Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Yasushi Kaneko mengatakan pada Minggu (19/12/2021) bahwa para korban tidak dapat melarikan diri, karena api membuat satu-satunya tangga gedung tidak dapat diakses.
Akibatnya, Kaneko memerintahkan inspeksi nasional terhadap hampir 30.000 bangunan komersial dengan hanya satu tangga, menurut laporan AP.
Selama akhir pekan, penduduk Osaka membawa bunga, air minum kemasan, dan minuman kaleng sebagai persembahan kepada arwah orang yang meninggal di luar gedung.
Kebakaran itu merupakan pengingat yang mengejutkan dari serangan 2019 di studio Kyoto Animation, di mana seorang penyerang menyerbu masuk dan membakar gedung itu, menewaskan 36 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya.
Insiden itu mengejutkan Jepang dan mengundang kesedihan dari penggemar anime di seluruh dunia.
Pada 2001, kebakaran yang disengaja di distrik hiburan Kabukicho Tokyo menewaskan 44 orang, Ini merupakan kasus pembakaran terburuk di negara itu di zaman modern. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria 61 Tahun Jadi Tersangka Utama Kebakaran di Klinik Kesehatan Mental Tempatnya Dirawat"
Baca juga: Suami Bakar Istri di Palembang: Susi Mengaku Ada Sosok Putih Menariknya ke Sungai untuk Padamkan Api