Berita Semarang

Kata Terakhir Istri yang Dibunuh Suaminya di Semarang, Ada 14 Tusukan di Tubuhnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khanifah pembunuh istri dihadirkan pada konfrensi pers di Polrestabes Semarang

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Polrestabes Semarang akan lakukan trauma healing terhadap anak bungsu Khanifah alias Andre, suami yang tega membunuh istrinya.

Oleh Khanifah, anaknya diajak pergi setelah ia membunuh istrinya Indah Safitri di rumah kos jalan  Srinindito Baru RT 11 RW 1,  Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat, pada Sabtu (15/1/2022) lalu.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Sardo Lumbatoruan menuturkan saat proses penangkapan anak yang dibawa pelaku langsung dipisahkan.

Baca juga: Cerita Pedagang Pasar yang Tawari Presiden Cilok Dagangannya, Begini Respon Pak Jokpwi

Baca juga: Prediksi PSIS Semarang Vs Arema FC BRI Liga 1 2021, H2H, Susunan Pemain dan Link Live Streaming

Saat ini anak tersebut telah bersama keluarganya dan rencanya akan dilakukan trauma healing

"Nanti akan kami sampaikan rencana itu ke keluarganya," ujarnya, Senin (17/1/2022).

Menurutnya, anak yang paling kecil tersebut akan dilakukan trauma healing. Sebab anak itulah yang diajak dan dijemput pelaku pergi seusai kejadian

"Anak yang dibawa pelaku anaknya yang kecil. Jadi setelah kejadian, pelaku pergi menggunakan motor ke mertuanya. Kebetulan saat itu yang ditemuinya anaknya paling kecil yakni anak laki-lakinya," tuturnya.

Menurutnya saat itu pelaku mengajak anaknya jalan-jalan hingga Gunungpati sembari menyembuhkan tangannya yang terluka akibat menggenggam pisau.

Namun sekitar pukul 17.00 pelaku berniat mengembalikan anaknya dan ingin melihat kondisi jenazah istrinya.

"Jadi saat berada di depan rumah dan ketemu seorang saksi menanyakan mayat ibunya dimana dan dijawab oleh saksi telah dibawa ke rumah sakit," jelasnya.

Donny menerangkan  pelaku membunuh korban dengan menusuk di bagian leher tepatnya diatas jakun.

Korban sebelumnya sempat minta tolong ke tetangga kosnya. Namun saat akan minta tolong langsung ditusuk di leher.

"Waktu itu korban sempat minta tolong ke tetangganya dan bilang mbak Yuni tolong. Namun ketika ada respon itu langsung ditusuk di sini (lehernya). Setelah itu korban jatuh dan ditusuk berulang-ulang," tutur dia.

Ia mengatakan hasil autopsi pelaku menusuk korban sebanyak 14 kali tusukan.

Saat itu warga yang melihat kejadian tersebut tidak berani menolong karena pelaku membawa pisau.

"Warga yang melihat saat kejadian, pelaku sudah memegang pisau jadi tidak berani masuk rumah. Namun saat pertama kali kejadian saksi memanggil mbak Yuni pelaku sudah berkali-kali menikam," tandasnya.

Modus pelaku

Khanifah pembunuh istri dihadirkan pada konfrensi pers di Polrestabes Semarang (Rahdyan Trijoko Pamungkas)

Teka-teki modus suami bunuh istri dengan menusuk menggunakan pisau dapur di Semarang mulai terkuak.

Pelaku beralasan sakit kepala membuat pelaku Khanifah atau Andre menolak himbauan istrinya untuk mencari kerja.

Itulah pengakuannya awal mula terjadi percecokan yang berujung pembunuhan di rumah kos  jalan  Srinindito Baru RT 11 RW 1,  Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat, Sabtu (15/1/2022) lalu.

Pengangguran asal Magetan tersebut terlihat linglung saat dihadirkan dan ditanya Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar saat dihadirkan pada konfrensi pers, Senin (17/1/2022).

Khanifah mengaku marah saat diminta istrinya mencari kerja.

Saat ditanya Kapolrestabes kenapa hanya karena disuruh mencari kerja tega melakukan itu.

Pelaku mengaku dirinya menolak himbauan istri untuk mencari kerja karena sedang tidak sehat dan diminta untuk berobat.

"Hal itulah membuat tersinggung dan membunuh istri," ujarnya.

Selain diminta mencari kerja, Khanifah mengaku istrinya sering marah-marah karena dia seorang pengangguran dan tidak mau mencari pekerjaan.

"Iya benar istri saya juga sering marah- marah karena saya menganggur," tutur dia.

Khanifah mengaku sakit kepala karena pernah mengalami kecelakaan.

Faktor penyebab sakit karena pernah mengalami kecelakaan lalu lintas.

"Hal ini menyebabkan saya kehilangan konsentrasi dan tidak bekerja," kata dia.

Pria asal Magetan  mengaku menikah dengan korban selama 8 tahun.

Dirinya  pernah bekerja sebagai kuli angkut di Semarang. 

"Istri saya orang Semarang dan kenal di Semarang. Saya menikah tahun 2014.

Saya mulai sakit-sakitan sekitar 2 tahun ini," jelas dia.

Karena diminta untuk bekerja, dia meminta agar korban membunuhnya karena sakit tak kunjung sembuh.

Namun istrinya meminta agar pelaku membunuhnya.

"Iya benar istri saya minta dibunuh akhirnya saya bunuh. Istri saya bunuh dengan pisau di bagian leher," kata dia.

Ia membenarkan menjemput anak bungsunya di mertuanya usai membunuh korban.

Dia mengajak anaknya beli jajan di minimarket yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Saya tahu bahwa istri meninggal dunia. waktu itu mau kembali takut  anak saya melihat," tandasnya. (*)

Berita Terkini