Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Sampah Pangan di Semarang Capai 262 Ribu Ton per Tahun, Wali Kota Bentuk Srikandi Pangan

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mencatat jumlah sampah pangan di kota ini mencapai 262.056,7 ton per tahun

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muslimah
Istimewa
SRIKANDI PANGAN - Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti meluncurkan Srikandi Pangan. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mencatat jumlah sampah pangan di kota ini mencapai 262.056,7 ton per tahun.

Nilai ekonomi dari makanan yang terbuang ini ditaksir mencapai Rp 2,42 triliun per tahun.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menjelaskan, dalam mengatasi hal ini, Pemkot Semarang meluncurkan program Srikandi Pangan, sebuah gerakan berbasis komunitas yang melibatkan perempuan sebagai ujung tombak perubahan pola konsumsi dan pengelolaan pangan.

"Srikandi pangan terlahir dari kebutuhan kita semua, untuk menjawab tantangan nyata di bidang ketahanan pangan. Stop pemborosan makanan, stop menyia-nyiakan makanan," katanya dalam keterangannya, Rabu (20/8/2025).

Agustina menjelaskan, program ini bertujuan menjadikan perempuan sebagai agen perubahan dalam berbagai aspek ketahanan pangan.

Peluncuran program ini diharapkan bisa menjadi upaya masif dan menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait stop boros pangan dan penerapan pola konsumsi yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).

Wali kota juga menyoroti bahaya kesehatan terkait pola makan yang tidak terkendali.

"Ini ngeri loh, kalau obesitas berarti turunannya nomor 1 gula, nomor 2 hipertensi, nomor 3 kolesterol," katanya.

Disebutkan, struktur organisasi Srikandi Pangan melibatkan berbagai tingkat, mulai dari kota hingga Rukun Tetangga (RT).

Para Srikandi Pangan mengemban peran pokok yang dibagi menjadi empat Kelompok kerja (Pokja) yaitu Pokja Ketersediaan Pangan, Pokja Distribusi Pangan, Pokja Penganekaragaman Pangan, dan Pokja Keamanan Pangan.

“Ini semakin banyak orang yang bergerak, berarti semakin banyak food waste yang akan ditampung dan mungkin didistribusi (dimanfaatkan),” lanjutnya.

Kegiatan peluncuran dilakukan pada Selasa pekan ini. Adapun pada kesempatan yang sama, Agustina mengapresiasi hadirnya Buku Kamus Masakan Kota Semarang sebagai bagian dari upaya mendokumentasikan dan melestarikan kekayaan kuliner lokal.

Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para Srikandi Pangan untuk mengenal dan menghargai bahan-bahan lokal lain selain beras.

“Ini berisi tentang makanan-makanan apa yang dibutuhkan oleh setiap tahapan manusia mulai dari bayi sampai lansia kemudian ada contoh-contoh bagaimana cara memasak supaya kandungan gizi yang ada di dalam makanan itu tidak hilang,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved