“Kami akan memastikan bahwa semua yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi akan menghadapi hukuman yang berat,” kata Carter dalam sebuah pernyataan.
Beberapa organisasi menunjuk peran anggota geng dalam penyerbuan sebagai ancaman serius bagi Liberia.
Federasi Pemuda Liberia, sebuah kelompok kuat di negara di mana lebih dari 60 persen penduduknya berusia di bawah 25 tahun, mengatakan bahwa itu adalah tanda darurat keamanan nasional yang dihadapi bangsa dari populasi mudanya.
Dan perwakilan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Liberia mengatakan bahwa itu menyoroti kesengsaraan kaum muda yang menganggur di Liberia dan ancaman penyalahgunaan narkoba di negara itu.
Liberia masih menghadapi dampak dari dua perang saudara yang menelan ratusan ribu nyawa dan memaksa banyak anak menjadi tentara anak.
Ini juga memiliki tingkat pengangguran yang tinggi dan, meskipun kaya akan sumber daya alam, merupakan salah satu negara termiskin di dunia. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 29 Orang Tewas Terinjak-injak Saat Menyelamatkan Diri dari Perampokan di Gereja di Liberia
Baca juga: Hakim Itong Sebut Penjelasan KPK soal Kasusnya seperti Cerita Dongeng: Omong Kosong!