Berita Kudus

Pemetaan Lokasi Rawan Bencana yang Baik dan Cepat Bertindak, Kunci Keberhasilan Mitigasi di Kudus

Penulis: raka f pujangga
Editor: moh anhar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

‎Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Kudus, Budi Waluyo, saat ditemui di kantornya, Selasa (25/1/2022).

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus dinilai berhasil dalam melakukan mitigasi bencana 2021 lalu.

Jumlah bencana yang terjadi pada tahun lalu bisa ditekan menjadi 180 kasus, dibandingkan 2020 mencapai 203 kasus.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Kudus, Budi Waluyo menjelaskan, ‎menjelaskan penurunan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kudus mencapai 11 persen atau 23 kasus.

Baca juga: Pemkot Gandeng BPJamsostek Cabang Tegal Pastikan Jaminan Bagi Pegawai Non ASN

Baca juga: Masjid Agung Karanganyar Akan Diperluas untuk Halaman Parkir, Kampus SLBN Direlokasi

Baca juga: Menteri Risma Hibur Indah Korban Longsor di Semarang saat Menangis Sesenggukan: Sampun Ibu

"Jumlah kasus bencana yang terjadi tahun 2021 mengalami tren penurunan," jelas dia, di kantornya, Selasa (25/1/2021).

Menurutnya, kejadian bencana alam yang mendominasi ‎mengalami penurunan, yakni angin kencang.

Tercatat 2020 lalu, terdapat 101 angin kencang, sedangkan 2021 menjadi 73 kasus.

"Angin kencang mengalami penurunan, dan memang terjadi di bulan Januari dan Februari ini paling banyak," ujar dia.

Kemudian kasus kejadian tanah longsor pada tahun 2021 juga mengalami penurunan menjadi 21 kasus.

Sedangkan dibandingkan pada tahun 2020 lalu, sebanyak 29‎ kasus.

"Bencana longsor berdasarkan data turun sekitar 27,5 persen," ujar dia.

Kendati demikian, diakuinya, bencana banjir masih yang mendominasi mengalami kenaikan dari 35 kasus pada 2020 menjadi 40 kasus pada 2021.

"Kasus bencana banjir yang tahun 2021 lalu mengalami kenaikan," ujar dia.

Bencana puting beliung, kata dia, berada di wilayah Kecamatan Undaan dan Kaliwungu.

Kemudian bencana banjir, terjadi di wilayah Kecamatan Undaan, Jati, Mejobo, dan Kaliwungu.

Sedangkan bencana longsor, berada di Kecamatan Dawe dan Gebog.

"Relawan sudah memetakan lokasi-lokasi rawan bencana sehingga dapat cepat bertindak ketika ada kejadian," jelasnya.

‎BPBD Kudus juga memberikan edukasi agar warga masyarakat ikut pro aktif dalam membersihkan sampah.

Menurutnya, menjaga sungai terbebas dari sampah dapat ikut membantu menekan bencana alam khususnya banjir.

Baca juga: Masjid Agung Karanganyar Akan Diperluas untuk Halaman Parkir, Kampus SLBN Direlokasi

Baca juga: Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Penipuan Bermodus Jual Minyak Goreng Murah

Terlebih kasus banjir 2021 mengalami kenaikan dibandingkan penurunan bencana alam lainnya seperti puting beliung dan tanah longsor.

"Peran serta masyarakat, harapannya bisa semakin digiatkan. Masyarakat semakin dewasa tidak membuang sisa potongan tanaman ke sungai yang berimbas pada hilirnya," ujar dia. (*)

Berita Terkini