MotoGP 2022

Dorna Apresiasi Kinerja Panitia Sirkuit Mandalika dalam Tes Pramusim MotoGP 2022

Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Chief Sporting Officer Dorna, Carlos Ezpeleta (kiri) bersama Direktur Utama MGPA Priandhi Satria meninjau lintasan Sirkuit Mandalika sebelum tes pramusim hari kedua

Ia menjelaskan, penggunaan bendera merah pada hari pertama dalam rangka menutup lintasan balap agar petugas pemeliharaan (crew maintenance) dapat memasuki lintasan dan melakukan pembersihan di dalam lintasan.

Ini sesuai dengan saran beberapa pembalap MotoGP dan Dorna yang disampaikan kepada Mike Webb.

"Penggunaan bendera merah merupakan sesuatu yang wajar dalam setiap kegiatan olahraga otomotif. Bukan sesuatu yang di luar kebiasaan,” ujar Priandhi.

Setelah diangkatnya bendera merah, maka pihak penyelenggara langsung memerintahkan kendaraan pembersih, track jet truck yang dilengkapi penyemprot air bertekanan tinggi dan rotating brush untuk memasuki lintasan dan membersihkan area-area tertentu, dibantu oleh crew maintenance.

Setelah proses pembersihan selesai, trek kembali dibuka dan para pebalap kembali memasuki lintasan.

Tercatat, pada Jumat sore kecepatan para pebalap MotoGP semakin cepat dan lintasan ditutup dengan kecepatan mencapai 314 kilometer per jam atau berada dalam standar kecepatan MotoGP.

Priandhi dan Mike menjelaskan faktor debu ini disebabkan oleh berbagai kegiatan pembangunan di luar (outer) lintasan seperti pembangunan jalan, drainase dan bagian sisi dalam (inner) lintasan (pembangunan tribun/Grandstand penonton) yang menyebabkan debu yang beterbangan jauh lebih banyak dibandingkan kondisi normal.

Debu-debu ini jatuh pada permukaan lintasan, masuk ke dalam pori-pori lintasan di antara kerikil permukaan lintasan.

Kondisi debu yang sangat banyak selama dua bulan dan juga lintasan tidak pernah dipakai untuk kegiatan motorsport sejak World Superbike (WSBK) hingga sesi tes pramusim ini, menyebabkan banyaknya debu yang beterbangan saat dilewati kendaraan MotoGP. (*)

Berita Terkini