Headline

HEADLINE : Kasus Positif Kembali Melonjak 57.491, Jateng Sumbang Kasus Kematian Tertinggi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan pemakaman Covid-19 saat bertugas melakukan pemulasaraan dan pemakaman. Mereka sempat vakum mengingat kasus Covid-19 turun. Di tengah kasus Covid-19 yang melonjak, mereka kembali bersiap diri.

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus harian Covid-19 mengalami penurunan dalam satu pekan terakhir.

Namun, ia belum dapat memastikan Indonesia sudah melewati gelombang ketiga Covid-19 akibat varian Omicron atau belum.

"Apakah kita sudah melewati puncak ketiga? Kita akan tunggu lebih lanjut karena prediksi kita minggu keempat sambil memonitor kasus lebih lanjut," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (22/2).

Nadia mengatakan, kasus harian Covid-19 di sejumlah provinsi di Jawa-Bali sudah melewati puncak kasus Covid-19 saat gelombang Delta dan saat ini sudah mengalami penurunan.

Hal serupa, kata Nadia, juga terjadi di sejumlah provinsi di luar Jawa-Bali.

"Begitu juga di luar Jawa Bali ada yang sudah mencapai puncak kasus sudah terjadi penurunan yang sangat signifikan," ujarnya.

Di samping itu, Nadia mengatakan, selain penurunan kasus harian, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mulai melandai.

Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional saat ini tercatat sebanyak 36.488 orang atau sekitar 38 persen dari kapasitas bed occupancy rate (BOR).

Angka tersebut, lanjut Nadia, masih jauh lebih rendah dibandingkan jumlah pasien yang dirawat saat gelombang kedua Covid-19.

"Itu masih sangat jauh di bawah jumlah pasien yang dirawat saat puncak gelombang Delta yang mencapai 93.256 pasien," ucap dia.

Meninggal 257 Orang

Di saat Kemenkes berkesimpulan kasus telah menurun, kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 57.491, Selasa(22/2).

Sehingga total kasus positif Covid-19 kini menjadi 5.289.414 jika diakumulasikan sejak Maret 2020.

Dari total kasus positif itu, sebanyak 549.431 di antaranya merupakan kasus aktif usai bertambah 18.760dari hari sebelumnya.

Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih positif Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit rujukan.

Kemudian, sebanyak 4.593.185 di antaranya telah sembuh. Pasien yang pulih dari infeksi Covid-19 bertambah 38.474 dari hari sebelumnya.

Dari total kasus positif juga tercatat sebanyak 146.798 di antaranya meninggal dunia.

Pasien yang meninggal dunia usai terinfeksi virus corona bertambah 257 dari hari sebelumnya. Jumlah spesimen yang diperiksa hari ini sebanyak 537.081.

Jawa Tangah menjadi provinsi paling banyak menyumbang kasus kematian COVID-19 yakni 64 orang

Sebaran 257 Kasus Meninggal, Selasa (22/2):

Jawa Barat: 18 kasus

Jawa Timur: 43 kasus

DKI Jakarta: 33 kasus

Jawa Tengah: 64 kasus

Banten: 12 kasus

Kalimantan Timur: 6 kasus

DI Yogyakarta: 6 kasus

Sumatera Utara: 3 kasus

Sulawesi Selatan: 6 kasus

Sumatera Selatan: 10 kasus

Sulawesi Utara: 4 kasus

Lampung: 5 kasus

Kalimantan Barat: 1 kasus

Bali: 23 kasus

Sumatera Barat: 2 kasus

Kepulauan Riau: 1 kasus

Riau: 10 kasus

Kalimantan Selatan: 2 kasus

Nusa Tenggara Barat: 3 kasus

Bangka Belitung: 1 kasus

Aceh: 1 kasus

Sumber: Satgas Covid-19

Sementara Jabar meski mencatat kasus harian COVID-19 lebih dari 13 ribu, kasus kematian lebih rendah dari provinsi lainnya yakni 18 kasus.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya 35 warga yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster meninggal dunia usai terinfeksi virus corona (Covid-19) di masa lonjakan kasus akibat varian Omicron.

Sekretaris Dirjen Kesehatan Masyarakat, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan temuan itu didapatkan dari analisis terhadap 17.871 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit selama 21 Januari-19 Februari 2022.

"Namun risiko kematian non-lansia tanpa komorbid yang sudah mendapat booster hanya lah 0,49 persen.

Sedangkan risiko kematian bagi lansia tanpa komorbid yang sudah mendapatkan booster itu 7,5 persen," kata Nadia dalam konferensi pers, Selasa (22/2).

Dari total pasien meninggal itu, sebanyak 5 orang penerima booster dengan kategori lansia yang tidak memiliki komorbid. Kemudian 5 orang warga non-lansia yang memiliki komorbid. Selanjutnya, 10 lansia tanpa komorbid juga meninggal, serta 15 lansia dengan komorbid. Totalnya 35 orang.

Kasus kematian juga dialami pasien Covid-19 yang sudah mendapat dua dosis vaksin virus corona. Mereka yang wafat antara lain 195 non-lansia yang tidak memiliki komorbid dan 176 non-lansia tanpa komorbid.

Sementara itu, pada kelompok lansia tanpa komorbid ada 188 orang meninggal dunia dan pemilik komorbid 210 lansia yang meninggal.

Kasus kematian Covid-19 pada warga yang baru menerima satu dosis vaksin, di antaranya 97 warga non-lansia tanpa komorbid. Kemudian 64 warga non-lansia tanpa komorbid, lalu 64 warga lansia tanpa komorbid dan 45 lansia dengan komorbid.

Kasus kematian pada warga yang sama sekali belum menerima vaksin Covid-19 lebih banyak jumlahnya. Kasus kematian dialami 373 warga non-lansia tanpa komorbid, 253 warga non-lansia dengan komorbid.

Lalu 407 lansia tanpa komorbid dan 377 lansia dengan komorbid.

"Jadi risiko kematian rata-rata 3,5 kali pada kelompok lansia dan orang yang memiliki komorbid, dan juga terutama risiko kematian akan meningkat pada orang yang belum mendapatkan vaksinasi," kata Nadia.

Sejauh ini, kata Nadia, risiko kematian pasien Covid-19 berkurang 11 persen pada penerima vaksin dosis pertama. Kemudian 67 persen berkurang pada pemberian dosis kedua, dan 91 persen pada pemberian booster. (kps/cnn)

Baca juga: Kabupaten Batang Masih Kekurangan Dokter Umum dan Spesialis, Saat Ini 1 Dokter Layani 30 Ribu Orang

Baca juga: 4 Zodiak Paling Tidak Suka Merepotkan Orang Lain

Baca juga: Video Viral Minyak Goreng Palsu Beredar di Kudus, Pati dan Rembang

Baca juga: Cara Mudah Download Video Twitter di Hp dan iPhone Tanpa Aplikasi Tambahan 2022

Berita Terkini