Berita Jawa Barat

LIBUR TANGGAL MERAH : Jakarta-Puncak Ditempuh 17 Jam, Niat Mau Healing Malah Jadi Sinting

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pengendara antre di jalur wisata Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/2/2022). Tingginya antusiasme masyarakat untuk berwisata pada libur akhir pekan dan libur Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, mengakibatkan kepadatan kendaraan di jalur Puncak Bogor sehingga Satlantas Polres Bogor melakukan rekayasa buka tutup jalur untuk mengurai kepadatan kendaraian.

Postingan macet parah di jalur Puncak menjadi viral dan trending topik di sosial media. Tak sedikit warganet yang berkendara di daerah Puncak terjebak kemudian memvideokan hal tersebut.

Setelah itu mereka membagikannya di Instagram, Twitter sampai viral di Tiktok dengan backsound yang terdengar lucu.

Pasalnya kemacetan yang terjadi di jalur Puncak biasanya terjadi karena lonjakan volume kendaraan tidak seimbang. Bahkan ada yang bercerita harus memakan waktu sampai 17 jam untuk menuju kawasan Puncak.

Isye salah satu warga Jakarta yang sempat terjebak kemacetan parah menyebut waktu tempuh dia menjadi 15 jam. Ia berangkat dari rumahnya sekitar pukul 10.00 WIB hendak menuju Cipanas, namun pada pukul 01.00 WIB Senin dinihari Isye baru tiba di Cipanas.

"Tahu begitu enggak jadi berangkat," ujarnya.

Selama perjalanan Isye menceritakan banyak warga yang turun dari kendaraan pribadi ataupun bus-bus yang mengarah ke Puncak atau Cianjur. Mereka juga banyak mematikan mesin kendaraannya.

"Banyak yang duduk-duduk di jalan, terus mesin mobil dimatiin," katanya.

Akun TikTok @LiaCarmeliaBasalamah dalam postingannya menuliskan perjalanan 17 jam Jakarta-Puncak. Dalam video itu juga tampak kemacetan di kawasan Puncak.

Kemacetan itu terjadi pada pagi dan malam hari. "Bukan healing malah sinting," demikian caption postingan itu.

Politikus Partai Gerindra, Mulyadi menyebut kemacetan parah yang terjadi di jalur Puncak pada liburan panjang kemarin menjadi yang terparah saat situasi masih pandemi covid-19. Hal itu katanya harus diatasi secepat mungkin.

Untuk solusi jangka panjang katanya agar jalur Puncak II segera direalisasikan sebagai jalur lintasan. Kemudian untuk jangka menengah, APBN merivitalisasi jalur selatan dan utara di wilayah Puncak existing.

Lalu untuk jangka pendek, buat bundaran, under pass atau flyover di simpul kemacetan sepanjang Jalur Puncak existing. Termasuk, merelokasi bangunan-bangunan yang ada di simpul kemacetan. Dan membuat jalur baru yang bisa memotong masuk ke arah Tol Bocimi.

“Kalau mau lebih cepat, opsi dua dan tiga laksanakan berbarengan,” katanya.(Tribun Network/fal/kps/wly)

Baca juga: Teknik Industri IT Telkom Purwokerto Adakan Expo Bertema Green Concept

Baca juga: IMMI, Wadah Santri Alumni Pondok Pesantren di Indonesia Pertama Kalinya Berdiri di Kabupaten Tegal

Baca juga: LIPSUS : Pemerintah Berlakukan Zero ODOL mulai 2023, Dishub akan Tindak Pengusaha dan Karoseri

Baca juga: Mahasiswa KKN UPGRIS Sosialisasikan Cuci Tangan dan Gosok Gigi di SDN 1 Kalisidi Kab Semarang

Berita Terkini