TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - 5 jalur tengkorak di Kota Semarag yang paling rawan kecelakaan.
Pengendara diimbau ekstra hati-hati di jalur ini.
Kota Semarang sebagai kota industri sekaligus ibu kota Jawa Tengah memiliki sejumlah lokasi rawan kecelakaan alias jalur maut.
Bersumber data Satlantas Polrestabes Semarang, di tahun 2021 jumlah kecelakaan tahun 2021 terdapat 899 kejadian.
Baca juga: Kecelakaan di Silayur Semarang, Truk Kontainer Tak Kuat Nanjak, Sopir Terlempar ke Jalan
Baca juga: Pak Ogah Tewas Dihantam Bus saat Bekerja di Tanjakan KTI Semarang, Saksi: Ya Ampun Nyesek
Dari ratusan kejadian itu, korban meninggal dunia 146 orang, luka ringan 918 orang.
Tahun 2022 dari Januari sampai Februari tercatat ada 160 kejadian.
Korban meninggal dunia 18 orang.
Korban luka-luka 130 orang.
Tingginya angka kecelakaan itu dipicu kontur wilayah, kepadatan arus, pesatnya jumlah kendaraan, dan faktor lainnya.
Dishub Kota Semarang menilai setidaknya ada lima titik rawan kecelakaan di Kota Semarang.
Lokasi tersebut disebut pula sebagai jalur tengkorak lantaran hampir setiap tahun selalu terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa.
Kelima titik itu meliputi :
1. Sigar Bencah
Bagi warga Kota Semarang, tentu sudah tidak asing dengan Turunan Sigar Bencah.
Lokasi itu berada di Jalan Imam Soeparto, Bulusan, Tembalang.
Tragedi berdarah di lokasi itu terjadi tahun kemarin, pada, Jumat (10/9/2021).
Korban tewas tiga di antaranya satu keluarga yang terdiri dari ayah Nurul Huda (36), ibu Erna Puji Rahayu (32) dan balita Alif Kendra Tama (3 bulan).
Sedangkan, satu korban lainnya yaitu Soni Arifianto (41) warga Meteseh Kota Semarang pengendara NMAX H 5748 BBG.
Agus Sutanto sopir truk tangki yang menyebabkan empat orang tewas terancam 5 tahun penjara.
Menurut Kepala Dishub Kota Semarang Endro P Martanto, tingginya angka kecelakaan di jalur tersebut mendorong pihaknya membuat jalur penyelamat.
Proyek itu kini masih dalam tahap izin pinjam lahan ke Kodam IV Diponegoro.
"Sabar ya,masih izin, butuh proses administrasi yang masih berjalan," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Selasa (8/3/2022).
Jauh sebelumnya, di jalur itu, pihaknya mengaku, telah memasang rambu, pita kejut dan lainnya.
1. Silayur
Tanjakan Silayur membentang di Jalan Prof Dr Hamka, Ngaliyan.
Di titik ini, Dishub Kota Semarang melakukan aturan Muatan Sumbu Terberat (MST).
Papan rambu lalu lintas seperti
"Turunan Tajam, Pindah Gigi Rendah" dan "Truk MST> 8 Ton Dilarang Masuk, Kecuali Jam 23.00-04.00 WIB" juga telah dipasang.
"Bagi kendaraan barang yang melebihi batas kami beri pembatasan jam melintas," imbuh Endro.
Terpisah, penjual bensin tanjakan Silayur, Minto (63) mengaku, sudah tak kaget dengan kecelakaan di Silayur.
Jalur tersebut dari dulu memang jadi langganan kecelakaan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan berat.
"Dulu sempat satu jalur sekarang dibikin dua jalur masih tetap sering kecelakaan," terang warga kampung Duwet, Beringin Ngaliyan, Kota Semarang itu.
Kecelakan parah terakhir terjadi berupa kecelakaan karambol melibatkan lima kendaraan terjadi di jalur tersebut.
Lokasi tepat depan perumahan Permata Puri Ngaliyan kota Semarang, Kamis (25/2/2021) sekira pukul 17.15 WIB.
Kecelakaan bermula saat truk tronton bernopol B9997FOB bermuatan aki melaju dari BSB menuju Jrakah.
Saat melewati turunan silayur, diduga truk mengalami rem blong dan menabrak beberapa kendaraan pribadi yang melintas hingga terguling dan berhenti di depan perum Permata Puri.
Muatan truk yang berisi aki berserakan di jalan hingga mengakibatkan pengendara sepeda motor jatuh dan mengalami luka parah dan satu orang tewas di tempat.
Korban tewas Ari Setiawan (49) warga Klampisan Ngaliyan pengendara Honda Astrea Legenda.
Kendaraan yang terlibat truk tronton bernopol B9997FOB ,Honda Brio K8984MD, Daihatsu Sigra H8710MR , Suzuki APV H1619YA, motor Yamaha Mio H6973SQ motor Honda Legenda tanpa pelat.
3. Tanjakan KTI
Dari dua jalur tanjakan itu, masih ada satu jalur lagi yang tak kalah menakutkan yakni tanjakan KTI, begitu warga menyebutnya.
Lokasi itu berada di dekat Kawasan Industri Tambakaji, Kota Semarang.
Terbaru, Amin Sarwono (60) tewas di lokasi tersebut.
Tubuhnya hancur selepas dilibas bus warna putih bertuliskan PT Indofood CBP Sukses Makmur.
Korban warga Sendangsari, Tambakaji, Ngaliyan.
Peristiwa tragis itu terjadi, Senin (7/3/2022) sekira pukul 13.24 WIB.
Bus meluncur bebas dari arah selatan ke utara atau dari atas menurun ke bawah sampai di jalur pantura.
Kejadian sebelumnya, truk boks pelat B 9863 HD meluncur bebas di turunan KTI lalu menabrak separator jalan, Kamis (11/2/2021) sore.
Truk berhenti selepas menabrak pagar pabrik Indofood yang berada di seberang turunan KTI.
Kejadian kedua, truk trailer muatan gas alam pelat B 9541 UEK terguling di jalur pantura, Selasa (23/2/2021).
Kedua sopir selamat.
Hanya kerugian materil.
Menurut Kanit Laka Polsek Ngaliyan AKP Wahono, pihakny telah memberikan imbauan kepada para pengurus sopir di seluruh perusahaan di wilayah Ngaliyan agar memberikan arahan ke sopir.
"Kami tentu jarang bertemu dengan sopir.
Yang sering ketemu itu ya pengurusnya.
Kami minta ke mereka agar melakukan cek and ricek kondisi fungsi rem," paparnya.
Terpisah menurut Endro, kecelakaan di jalur itu dipicu kontruksi jalan begitu menanjak tapi kendaraan yang lewat kendaraan berat.
Pihaknya telah memasang rambu di sepanjang jalur itu.
Kemungkinan pemasangan pita kejut menjadi persoalan.
Sebab, jalan itu dilewati dua jalur sehingga kendaraan dari arah bawah akan kesulitan.
Semisal dipasang separuh saja, butuh kajian kelaikan jalan.
"Yang bisa kami lakukan adalah menambah rambu lagi," terangnya.
Ketika cara lain dilakukan seperti mengalihkan arus kendaraan sudah sangat sulit.
Hal itu terbentur persoalan infrastruktur dan geografis jalan.
"Kawasan industri idealnya di kawasan datar seperti di KITW," katanya
Sedangkan warga Tambakaji, Trisno (50) mengatakan, tanjakan KTI memang jadi langganan kecelakaan kendaraan besar di Kota Semarang.
Medan jalan yang menanjak tinggi jadi tantangan para sopir truk untuk menaklukannya.
Sebaliknya saat melintasi jalur tersebut ketika turun juga harus ekstra hati-hati karena pertemuan arus jalur pantura.
"Ya tiap hari mangkal ngojek di sini was-was juga.
Tapi yang penting waspada saja," katanya kepada Tribunjateng.com.
4. Hanoman
Petugas Sat lantas Polrestabes Semarang saat olah tempat kejadian kecelakaan di Simpang Hanoman Kota Semarang, Senin (9/11/2020). (Istimewa)
Kawasan Hanoman sebelum dilakukan proyek pelandaian dikenal sebagai jalur tengkorak.
Warga Kota Semarang, Wahyu Setiaji (31) menuturkan, sewaktu melintas di jalur tersebut memang berbeda dengan jalur sebelum dilandaikan.
Pandangan mata ke arah depan lebih leluasa karena tak ada lagi tanjakan sehingga antrian kendaraan di traffic light simpang hanoman jelas terlihat.
Saat ini sekira 200 meter pandangan mata sudah jelas melihat antrian kendaraan di simpang Hanoman.
"Waktu melintas dari arah barat ke timur kami jadi lebih siap di trafict light nyala lampu hijau atau merah sudah tahu."
"Jadi kami bisa lebih cepat memilih apakah akan melaju cepat atau lambat," terangnya.
Proyek pelandaian jalur Hanoman dibagi dalam dua alokasi anggaran. Tahun 2020 anggaran Rp 8,868 miliar, sedangkan anggaran tahun 2021 Rp 7,325 miliar.
Dijelaskan Endro, jalur tersebut kini telah tak ada kecelakaan selepas proyek pelandaian dilakukan.
"Iya zero accident," paparnya.
5. Watugong Banyumanik
Endro menjelaskan, jalur rawan di Watugong atau di Jalan Perintis Kemerdekaan, Banyumanik rawan kecelakaan lantaran kontur jalan menurun yang panjang.
Bagi pengguna jalan yang tak hafal dengan kontur jalan tersebut hampir dipastikan tidak akan berhenti untuk mendinginkan rem dan mesin.
"Rem kalau panas sudah berbahaya. Sopir angkutan muatan berat seharusnya tahu di jalur itu rem harus prima," jelasnya.
Pihaknya di bulan Desember 2021, telah memasang rambu flashing, rambu peringatan dan lainnya.
"Akhir tahun kemarin kami telah memasang rambu-rambu itu," ucapnya.
Terakhir kecelakaan maut terjadi di jalur itu dengan memakan satu korban jiwa terjadi, Kamis (3/2/2022) sore.
Kendaraan yang terlibat kecelakaan ada tujuh terdiri dari dua truk, empat mobil dan satu motor.
Ia merinci, dua truk masing-masing satu truk tronton pelat B9767UEU.
Dikemudikan Sumino warga Gentan, Susukan, Kabupaten Semarang.
Truk engkel pelat H8875GA dikemudikan Udrus Eriyawan warga Gebangsari, Genuk, Kota Semarang.
Berikutnya empat mobil terdiri dari Suzuki Baleno hitam pelat G7904MB yang dikemudikan Ihsan warga Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Toyota Avanza warna putih H9358GR dikemudikan Sulaiman warga Pudakpayung, Banyumanik, Kota Semarang.
Toyota Cayla warna hitam pelat H8536TL dikemudikan seorang driver taksi online Muh Khamzam warga Jetis, Bandungan, Kabupaten Semarang.
Lalu mobil BMW X5 warna putih pelat B2216STA yang dikemudikan mahasiswa atas nama Wiliam Karnadi warga Petamburan, Kota Jakarta.
Terakhir, satu pemotor Revo pelat H3014YZ dikendarai Avi Kusmastanto berdasarkan KTP warga Kebonarum, Klaten namun tinggal di Jangli, Kota Semarang meninggal dunia selepas mendapatkan perawatan medis di RSU Banyumanik 2.
Di sisi lain, Endro menambahkan, kota Semarang secara geografis banyak yang naik turun sehingga perlu kewaspadaan para pengguna jalan.
Tak hanya pemasang rambu, pihaknya rutin melakukan ram check atau menguji kelayakan jalan kendaraan.
Kegiatan itu menyasar ke perusahaan angkutan atau ekspedisi yang memiliki kendaraan berat.
"Persoalannya kendaraan berat yang melintasi Kota Semarang juga berasal dari luar Kota Semarang," imbuhnya.
Sementara itu, Kasatlantas Polrestabes Semarang AKBP Sigit memiliki versi tersendiri soal Jalur rawan kecelakaan di Kota Semarang.
"Saya setuju, Silayur, Sigar Bencar, dan seterusnya itu rawan."
"Tapi menurut saya, ada jalur dalam kota yang selama ini terhitung rawan," katanya saat dihubungi, Selasa (8/3/2022).
Menurut Sigit, titik rawan tersebut meliputi sepanjang Jalan Prof Dr Hamka, Ngaliyan hingga RM Hadi Soebeno,Mijen.
"Jalan yang sering dianggap biasa ternyata sering juga terjadi kecelakaan," tuturnya.
Jalur tersebut rawan kecelakaan disebabkan kepadatan arus yang muncul adanya tumbuh pesatnya kawasan pemukiman di dua wilayah tersebut.
Selain itu, jalan dalam kota lainnya seperti Jalan Woltermonginsindi dan Arteri Soekarno-Hatta.
"Jalur pantura Semarang juga sangat rawan, dari ujung barat mulai Urip Sumoharjo sampai ujung timur Kaligawe," tuturnya. (Iwn)