Berita Kriminal

Mata Pak Polisi Berkaca-kaca Ceritakan Kejamnya Dony: Sampai Kemanapun Akan Kami Kejar

Penulis: iwan Arifianto
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dony Christiawan Eko Wahyudi (31) pelaku pembunuhan Bidan Sweetha dan anak di Kota Semarang, Jumat (18/3/2022).

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kejahatan yang dilakukan Dony Christiawan Eko Wahyudi benar-benar di luar batas kemanusiaan.

Pembunuhan pada anak kecil dilakukan dengan hati sangat dingin

Polisi pun dibuat sangat geram hingga bertekad untuk mengejarnya kemanapun dia berada.

Direskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro menahan tangis saat konferensi pers terkait pembunuhan ibu dan anak di Polda Jateng, Jumat (18/3/2022). (TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro menahan tangis saat konferensi pers pembunuhan ibu dan anak di Kota Semarang.

Matanya Berkaca-kaca.

Berbeda dengan konferensi pers kasus-kasus lainnya yang mana tampak garang, kali ini perwira menengah itu berusaha menahan air mata.

"Kasus ini memang cukup dramatis," terangnya saat konferensi pers di Polda Jateng, Jumat (18/3/2022).

Ia dua kali menahan tangis sebanyak dua kali terutama saat menerangkan kondisi korban MFA yang masih berusia 5 tahun.

Baca juga: Kesan Joan Mir Terhadap Indonesia, Pembalap Suzuki pun Berniat Balik Lagi ke Lombok: Mau Liburan

Baca juga: 5 Herbal Ini Punya Fungsi Membersihkan Paru-paru, Termasuk Jahe

Baca juga: Ledakan Fikri/Bagas di All England 2022, Indonesia Kirim 3 Ganda Putra di Semifinal

Kondisi MFA memang mengenaskan sebab dibuang dari ketinggian sekira 50 meter dalam kondisi telanjang.

Apalagi sebelum meninggal dunia, korban disekap dan dianiaya hingga dibiarkan mati kelaparan.

"Mohon maaf kita berduka terhadap korban. Kita punya anak tentu melihat kasus itu sangat dramatis," jelasnya sembari menahan air matanya jatuh.

Polda Jateng temukan kerangka anak setelah mengungkap identitas jenazah yang ditemukan di bawah jembatan tol Semarang-Solo. (Polda Jateng)

Djuhandani memang dari awal kasus itu sangat konsen. Ia bahkan berjanji kepada orangtua korban Sweetha akan mengungkap kasus itu. 

"Sampai kemanapun pelaku akan kami kejar," tuturnya sebelum pelaku ditangkap. 

Ia mengungkapkan, keluarga besar Direktorat Kriminal Umum dan Polda Jateng turut berduka cita kepada korban dan putranya.

"Semoga almarhum dan almarhumah diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," terangnya.

Mayat yang ditemukan di Bawah Jembatan Tol Semarang-Solo. (Istimewa)
Halaman
1234

Berita Terkini