TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tribun Topik kali ini bersama pembawa acara Elyn Windiyastuti dan dr. Novi Anggriyani, Sp.JP, selaku Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Permata Medika Ngaliyan Kota Semarang berbincang tentang menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah agar tetap sehat dengan terapi varises metode EVLA.
dr. Novi menjelaskan, varises atau varicose veins, maupun dalam skala yang lebih besar disebut chronic venous insufficiency disebabkan oleh kembalinya aliran darah yang harusnya ke jantung justru turun karena klep-klep di dalam vena.
Kembalinya aliran darah ini diakibatkan vena yang sudah mengalami kekendoran sehingga darah darah turun kembali dan mengakibatkan pembuluh darah tampak berbenjol-benjol dan kaki bengkak.
"Yang dikenal masyarakat itu varises yang tampak berbenjol-benjol, namun sebenarnya saat varises masih ringan kadang-kadang yang muncul justru rasa berat dan rasa gatal di kaki," terang dr. Novi.
Mitos yang beredar di masyarakat, bila setelah olahraga jangan menekukkan kaki, nanti akan varises. Hal tersebut dibenarkan oleh dr. Novi.
Dokter Novi berpesan bila setelah olahraga jangan langsung ditekuk, namun harus diluruskan.
Ada pula mitos di masyarakat bila setelah melahirkan harus menekuk kaki, dr. Novi mengatakan hal tersebut salah.
"Penyebab varises paling banyak ialah kehamilan dan persalinan, sehingga bila baru melahirkan disuruh menekuk kaki, itu salah sekali. Setelah melahirkan harus rileks, kaki harus lurus," tegasnya.
Penyebab varises selain faktor aktivitas, ada pula faktor genetik, usia, dan profesi. dr Novi mengatakan, profesi tertentu banyak yang membuat pelakunya hanya duduk dan jarang beraktivitas fisik seperti berjalan kaki atau berolahraga berpotensi mengalami varises.
Selain pekerjaan yang hanya duduk, ada pula pekerjaan yang lebih banyak berdiri seperti guru, sales promotion girl (SPG), dokter, perawat juga sangat berisiko terkena varises.
"Risiko lain lagi ialah obesitas atau kelebihan berat badan. Sehingga berat badan tolong dijaga agar berat badan ideal dan tidak terkena varises," terang dr Novi.
Sementara itu bila varises dibiarkan saja akan berakibat venous ulcer atau borok. Sering kali borok disangka karena penyakit kencing manis atau diabetes.
Namun sebenarnya borok tersebut dikarenakan aliran darah tidak kembali ke jantung dan tertimbun di kaki. Karena timbunan yang terlalu banyak, pembuluh darah meletus dan menyebabkan ulkus atau borok.
"Yang paling parah lagi ialah terkena deep vein thrombosis atau DVT disebabkan karena memiliki faktor risiko varises ditambah kurangnya aktivitas," tuturnya.
Faktor risiko varises seerti disebutkan di atas karena aktivitas, genetik, usia, profesi, dan obesitas.
Bila memiliki faktor risiko tersebut, maka potensi mengalami DVT atau gumpalan darah di dalam vena akan menjadi fatal.
Karena DVT bisa mengakibatkan pembuluh darah lari ke pembuluh darah paru dan menyebabkan sesak nafas tiba-tiba, penurunan saturasi yang sangat rendah, sehingga pasien bisa sampai meninggal dunia.