TRIBUNJATENG.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang mengumumkan untuk pertama kalinya mendeteksi “varian rekombinan” XE dari strain virus corona omicron selama pemeriksaan rutin di bandara.
Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, varian XE terdeteksi pada seorang wanita berusia 30-an yang tiba di Bandara Narita dari Amerika Serikat pada 26 Maret 2022.
"Wanita itu, yang kewarganegaraannya tidak segera diidentifikasi, tidak menunjukkan gejala," ungkap pihak Kementerian Kesehatan Jepang.
Baca juga: Varian Baru Covid-19 Ditemukan di Inggris, Dikenal dengan Kode Nama XE
Strain XE adalah rekombinan dari BA.1 dan BA.2 varian omicron sebagai subvarian.
Varian rekombinan terjadi ketika seseorang terinfeksi dengan dua atau lebih varian pada saat yang sama, mengakibatkan pencampuran materi genetik mereka di dalam tubuh pasien, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris.
Pada 5 April 2022, Inggris telah melaporkan 1.125 kasus XE, ungkap Kementerian Kesehatan Jepang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perkiraan awal berdasarkan data yang terbatas menunjukkan bahwa XE sekitar 1,1 kali lebih menular daripada BA.2.
Namun WHO telah menekankan bahwa temuan ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut.
Hiroshi Nishiura, pakar pemodelan matematika di Universitas Kyoto, mengatakan Jepang juga harus mengawasi XE dan varian baru lainnya.
"Transmisi XE tentu lebih tinggi dari BA.1 atau BA.2," kata Nishiura pekan lalu.
"Jika mobilitas internasional masyarakat meningkat, XE berpeluang besar menggantikan varian omicron saat ini.
Tetapi kami masih belum mengetahui tingkat keparahan gejala di antara orang yang terinfeksi, jadi kami perlu memeriksa dampak epidemiologis dari varian tersebut dengan cermat," ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Virus Omicron XE Masuk Jepang, Terdeteksi pada Seorang Wanita yang Tiba di Bandara Narita dari AS
Baca juga: Kata Pakar soal Masih Adanya Masyarakat yang Percaya Covid-19 Adalah Konspirasi