Berita Internasional

Emmanuel Macron Kalahkan Pesaingnya dalam Hitung Cepat Pilpres Prancis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Emmanuel Macron saat terpilih menjadi Presiden Perancis dengan menyingkirkan saingan utamanya, Marine Le Pen, dalam pilpres putaran kedua pada Minggu (8/5/2017).

“Saya tidak akan pernah meninggalkan Prancis,” ujar Le Pen kepada para pendukung yang meneriakkan namanya.

Le Pen menginginkan aliansi nasionalis dalam sebuah langkah yang meningkatkan prospek dia bekerja dengan saingan sayap kanan seperti Eric Zemmour dan keponakannya, Marion Marechal.

Di Luar Perancis, kemenangan Macron disambut dengan gembira oleh beberapa negara di Eropa yang tidak ingin kandidat sayap kanan memegang kendali di Paris.

“Bravo Emmanuel. Dalam periode yang bergejolak ini, kita membutuhkan Eropa yang solid dan Perancis yang benar-benar berkomitmen untuk Uni Eropa yang lebih berdaulat dan lebih strategis,” tulis Presiden Dewan Eropa Charles Michel, di Twitter.

“Pasar keuangan akan bernapas lega secara kolektif setelah kemenangan pemilihan Macron,” ujar Seema Shah, Kepala Strategi di Principal Global Investors.

Macron: Perancis Tidak Butuh Gas Rusia

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa negaranya tidak membutuhkan gas Rusia dan akan terus mendorong sanksi terhadap pasokan gas dari negara itu.

"Eropa bergantung pada gas Rusia, namun Perancis tidak membutuhkannya," kata Macron.

Ia kemudian menekankan negaranya telah berupaya membeli gas dari pasar lain.

Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (19/4/2022), Macron mencatat bahwa negaranya akan terus mempromosikan sanksi terhadap pasokan gas Rusia.

Ia juga membantah laporan yang menyebut bahwa 'atas inisiatif dirinya' masalah embargo minyak Rusia ditunda hingga akhir Pemilihan Presiden di Perancis.

"Embargo sedang diblokir oleh negara lain. Pasar Eropa saling berhubungan, dan Eropa bergantung pada gas Rusia," jelas Macron, tanpa menyebutkan namanya.

Pada saat yang sama, kata dia, Eropa harus berhenti membeli minyak dan gas dari Rusia untuk 'melemahkan kemampuan Rusia dalam berperang'.


Perlu diingat bahwa kepemimpinan Uni Eropa (UE) saat ini sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan embargo pada pasokan minyak Rusia.

Langkah ini diprediksi akan menjadi salah satu pukulan terkuat bagi ekonomi negara itu, yang telah secara besar-besaran dipengaruhi oleh sanksi akibat dilancarkannya invasi Rusia ke Ukraina.

Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan peluncuran invasi skala besar ke Ukraina. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hasil Hitung Cepat Pilpres Perancis: Emmanuel Macron Kalahkan Pesaingnya

Baca juga: Kecelakaan Kapal Wisata di Jepang: 10 Orang Tewas, Belasan Lainnya Hilang

Berita Terkini