Berita Kendal

Harga Daging Ayam di Pasar Kendal Tembus Rp 40.000/Kg, Masyarakat Khawatir Lonjakan Tak di Lebaran

Penulis: Saiful Ma sum
Editor: Catur waskito Edy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang daging ayam potong di Pasar Kota Kendal sedang melayani pembeli, Selasa (26/4/2022).

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Di pekan terakhir Ramadan, harga daging ayam potong di pasar tradisional Kabupaten Kendal kembali merangkak naik.

Kini, satu kilogram daging ayam potong dibanderol Rp 40.000.

Padahal, masyarakat sebelumnya bisa mendapatkan daging ayam dengan harga Rp 35.000 - Rp 36.000 per kilogramnya.

Kondisi ini membuat pedagang dan masyarakat was-was.

Mereka khawatir jika terjadi lonjakan harga kembali pada saat libur Lebaran nanti, sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.

Pedagang ayam potong di Pasar Kota Kendal, Kuwati mengatakan, kenaikan ini mulai terjadi sejak kemarin.

Menurutnya, harga daging ayam sudah mengalami kenaikan tiga kali pada momentum Ramadan ini.

Kenaikan terjadi menjelang Ramadan, pertengahan Ramadan, dan menjelang Lebaran.

Dari harga normalnya Rp 34.000 - Rp 35.000 per kilogram, kini sudah tembus Rp 40.000 per kilogram.

"Enggak tahu ini naik terus, sekarang saja sudah Rp 40 ribu. Padahal, harga Rp 40 ribu biasanya terjadi saat Lebaran. Kalau seperti ini, bisa jadi pas waktu Lebaran nanti melonjak lagi," terangnya, Selasa (26/4/2022).

Selain itu, lanjut Kuwati, kenaikan juga terjadi pada daging ayam jenis ayam merah.

Dari sebelumnya Rp 55.000 - Rp 60.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp 70.000 per kilogram.

Kenaikan juga dialami harga daging ayam kampung yang kini dibanderol Rp 90.000 per ekor.

Padahal, sebelumnya hanya dipatok Rp 75.000 per ekor.

Kuwati khawatir, kenaikan bakal terus terjadi hingga menyusahkan masyarakat.

"Ini bisa naik lagi saat Lebaran nanti. Ayam kampung bisa saja harganya mendekati daging sapi," tuturnya.

Kenaikan juga dialami daging unggas jenis lainnya.

Pedagang daging bebek, Siti Mualimah mengatakan, harga daging bebek juga mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

Dari sebelumnya Rp 55.000 per ekor, kini menjadi Rp 65.000 per ekornya.

Kenaikan Rp 10.000 ini menurut Mualimah berdampak pada kepeminatan pembeli.

Sejak mengalami kenaikan, konsumen terkadang berpikir dua kali untuk membeli daging bebek.

Utamanya bagi masyarakat yang hendak beli daging bebek untuk konsumsi sendiri.

Meski begitu, Mualimah tidak mengurangi stok dagangannya karena peminat masih ada.

Dia berharap, harga bisa ditekan agar masyarakat bisa menjangkau semua kebutuhan sehari-hari.

"Pembelinya sih masih ada, enggak tahu nanti kalau naik lagi saat Lebaran. Mudah-mudahan tidak naik terus," harapnya.

Kenaikan harga daging ayam dan bebek ini belum berdampak pada harga daging sapi dan kambing.

Saat ini, satu kilogram daging sapi utuh dibanderol Rp 130.000.

Sedangkan balungan iga sapi dijual Rp 100.000 per kilogramnya.

Seorang pembeli, Khoiriyah juga khawatir, naiknya harga daging ayam bakal mendongkrak harga daging sapi dan kambing.

Utamanya mendekati masa libur Lebaran dalam kurun waktu sepekan ke depan.

Dia berharap, tidak ada kenaikan harga lagi sampai Lebaran nanti. 

Supaya masyarakat kecil tetap bisa menikmati enaknya makan daging-dagingan.

"Ini saja sudah pada naik sejak awal Ramadan. Semoga Lebaran nanti tidak naik lagi, kasihan warga kalau naik terus," ujar dia. (Sam)

Baca juga: Berkah Ramadhan, 419 ASN di Demak Naik Pangkat

Baca juga: Harga Ayam Potong di Pasar Trayeman Slawi Mulai Merangkak Naik, Saat Ini Rp 46 Ribu per Kilogram

Baca juga: Hadiri Bimtek Pemasaran Ekonomi Kreatif di Solo, Puan Singgung Tentang Kekayaan SDM Indonesia

Baca juga: Ini Alasan PSIS Semarang Putus Kontrak Kapten Wallace Costa

Berita Terkini