Untuk membantu warga, Asiyati berkordinasi dengan OPD terkait untuk mendirikan dapur umum di Kelurahan Karangsari dan Bandengan.
Melalui dapur ini, petugas dan relawan dari BPBD serta Tagana Kendal menyiapkan makanan untuk warga.
Misalnya di Karangsari, dapur umum dipusatkan di kantor balai desa setempat. Petugas menyiapkan makanan dua kali setiap hari, yaitu pagi dan sore hari dengan total 1.350 bungkus per sesi.
"Rob ini adalah bencana alam, masyarakat tetap harus bersabar dan waspada. Jangan memperparah suasana dengan buang sampah sembarangan, karena bisa menyumbat aliran sungai. Mudah-mudahan tahun ini bisa diatasi, sehingga tahun depan tidak terulang kembali," harapnya.
Kepala Dinas Sosial Kendal, Toni Ari Wibowo menambahkan, dapur umum rencananya akan berlangsung hingga satu pekan, dengan melihat perkembangan situasi dan kondisi.
Jika kondisi masyarakat bisa masak di rumah masing-masing, dapur umum akan dihentikan diganti dengan bantuan bahan pokok makanan.
"Sementara ini kami rencanakan sampai 1 pekan, tapi kami lihat nanti kondisinya seperti apa," ujarnya.
Harbour Toll jadi Solusi
Bupati Dico menjelaskan, upaya jangka pendek dalam penanganan banjir rob ini sudah dilakukan.
Namun demikian, dia menyebut, belum sepenuhnya menjadi solusi untuk jangka panjang.
Dico berharap, rencana pembangunan tol Semarang-Kendal (harbour toll) yang membentang di pesisir pantai bisa dimulai pada tahun ini.
Menurut dia, rencana pembangunan ini jadi salah satu yang terbaik untuk mengatasi banjir rob.
"Harbour toll ini jadi solusi banjir rob. Kalau banjir dari sungai, kami siapkan anggaran dan program pembangunan pada 2022 secara bertahap," jelasnya.
Dico berpesan, masyarakat bisa jaga diri, keluarga dan tetap waspada. "Karena memang saat ini cuaca kurang baik. Antisipasi sedini mungkin, kami akan berikan fasilitas yang dibutuhkan," harapnya. (*)