“Kayak bus ziarah itu sering masuk terjebak langsung masuk tidak bisa keluar. Besi jembatan yang bengkok karena kena kendaraan besar (bus). Kalau tidak salah dia salah jalur,” kata dia.
Kepala Desa Bae, Agung, mengatakan, pihaknya sedianya sudah mengusulkan terkait perbaikan jembatan hampir setiap tahun. Tapi sampai saat ini belum ada perbaikan jembatan.
“Itu saya usulkan 2020, 2021. Musrenbang tingkat kecamatan kabupaten kami usulkan. Apakah nanti bikin jembatan yang baru yang sudah sebagai ada cagar budaya,” kata Agung.
Agung mengatakan, jembatan tersebut diperkirakan dibangun sejak zaman kolonial Belanda. Dari informasi yang dia terima, dulunya jembatan tersebut digunakan untuk mempermudah akses mengangkut hasil bumi.
“Kalau cerita orang tua dulu jembatan itu untuk mempermudah transportasi,” katanya.
(*)